Alfi Rahman, seorang mahasiswa biasa di salah satu universitas di Bandung, menjalani hidupnya dengan penuh penyesalan setelah berpisah dengan Adella Reiva, mantan pacarnya yang sangat sayangi. Perpisahan mereka menyisakan luka mendalam, terutama bagi Alfi yang belum bisa melupakan perasaannya terhadap Adel.
Namun, semuanya berubah ketika Alfi terbangun di tubuh seorang perempuan bernama Alifia Raisya. Awalnya, Alfi merasa kebingungan dan ketakutan menghadapi kenyataan bahwa tubuhnya kini bukan miliknya lagi. Dengan waktu, ia mulai memahami kehidupan Alifia - perempuan cantik dan ramah yang dengan mudah diterima oleh semua orang, termasuk Adel.
Melalui tubuh Alifia, Alfi mendapat kesempatan untuk kembali dekat dengan Adel, mendengar isi hatinya, dan memahami sisi lain dari hubungan mereka yang dulu. Tapi semakin ia menjalani hidup sebagai Alifia, semakin ia terjebak dalam dilema besar: haruskah ia kembali menjadi dirinya sendiri dengan semua konsekuensinya, ataukah ia tetap menjadi Alifia dan melepaskan masa lalunya sebagai Alfi?
Valksheba adalah iblis yang sangat kuat dan licik. Dia memiliki kemampuan untuk memasukkan pikiran apapun ke dalam benak orang, memanipulasi mereka sesuai keinginannya, mengubah kenyataan, bertukar tubuh, dan lain-lain.
Namun, kekuasaan Valksheba tidak bertahan lama. Dia harus berhadapan dengan dukun sakti, seorang dukun sakti yang ditugaskan untuk menghentikan aksi jahatnya. Dukun itu berhasil mengalahkan Valksheba dalam pertarungan sengit dan menyegelnya di dalam sebuah batu.
Sepuluh tahun kemudian, batu yang menyimpan iblis itu tanpa sengaja menjadi salah satu material bangunan di sebuah mall. Valksheba terbebas dari batu, namun dia tidak bisa keluar dari mall. Ada sesuatu yang menghalangi dia untuk melewati pintu keluar. Dia menyadari bahwa elevator adalah tempat yang sempurna untuk menebar sihirnya. Di dalam elevator, dia bisa berinteraksi dengan orang-orang tanpa diketahui siapapun termasuk dari dukun yang telah menyegelnya. Didalam sini, Valksheba menunggu seseorang untuk diberikan kutukan