"Ayah mohon, bukannya ayah tidak sayang padamu, ayah hanya tidak ingin kehilangan untuk yang kedua kalinya, ibumu sungguh cinta terakhir ayah." Rintihan pria setengah tua itu benar-benar merobohkan dinding egoku, kini aku mempertanyakan besaran cinta ayah pada ibu dan rasa cintaku pada Mas Tara, tapi aku bersumpah, aku pun benar-benar sudah terlanjur cinta pada Mas Tara.
"Tapi segala sesuatu yang akan terjadi di dunia ini atas kehendak Tuhan, Ayah! Bukan karena hitungan Jawa! Tidak ada yang tau tentang umur seseorang." Ayah nampak membuang napasnya dan segera beranjak untuk memeluk tubuh layu putri tunggalnya.
"Tuhan itu bersama prasangka-prasangka makhluknya, sedangkan keluarga kita dan keluarga Tara pun meyakini hitungan Jawa, Varuna, mau bagaimana? Keyakinan sudah tertanam begitu dalam." Rasanya sendi-sendiku tak lagi berfungsi mendengarnya, aku lemas, tangisku pecah di pelukan ayah yang terus meyakinkanku untuk meninggalkan Mas Tara daripada harus mendatangkan mala petaka.
Hitungan Jawa, weton tidak cocok, dan segala mitos-mitos Jawa lainnya sudah menjadi masalah krusial terkait perjodohan di tanah Jawa, bahkan di era modern seperti ini, budaya semacam masih dipercayai sebagian orang, bertarung dengan teori-teori yang lebih logis dan agamis, Jawa tetaplah Jawa yang berdiri dengan keyakinannya. Adakah solusi untuk cinta memenangkan pertarungan atas mitos tanah Jawa?
pemuda manipulatif yang bertransmigrasi jiwa ketubuh remaja berandalan yang dibenci orang-orang.
BUKAN BL! Full revisi beberapa alur dan karakter terubah, disarankan membaca ulang.