"Ayah mohon, bukannya ayah tidak sayang padamu, ayah hanya tidak ingin kehilangan untuk yang kedua kalinya, ibumu sungguh cinta terakhir ayah." Rintihan pria setengah tua itu benar-benar merobohkan dinding egoku, kini aku mempertanyakan besaran cinta ayah pada ibu dan rasa cintaku pada Mas Tara, tapi aku bersumpah, aku pun benar-benar sudah terlanjur cinta pada Mas Tara.
"Tapi segala sesuatu yang akan terjadi di dunia ini atas kehendak Tuhan, Ayah! Bukan karena hitungan hari lahir! Tidak ada yang tau tentang umur seseorang." Ayah nampak membuang napasnya dan segera beranjak untuk memeluk tubuh layu putri tunggalnya.
"Tuhan itu bersama prasangka-prasangka makhluknya, sedangkan keluarga kita dan keluarga Tara pun meyakini hitungan Jawa, Aspara! Mau bagaimana? Keyakinan sudah tertanam begitu dalam." Rasanya sendi-sendiku tak lagi berfungsi mendengarnya, aku lemas, tangisku pecah di pelukan ayah yang terus meyakinkanku untuk meninggalkan Mas Tara daripada harus mendatangkan mala petaka.
Hitungan Jawa, weton tidak cocok, dan segala mitos-mitos Jawa lainnya sudah menjadi masalah krusial terkait perjodohan di tanah Jawa, bahkan di era modern seperti ini, budaya semacam masih dipercayai sebagian orang, bertarung dengan teori-teori yang lebih logis dan agamis, Jawa tetaplah Jawa yang berdiri dengan keyakinannya. Adakah solusi untuk cinta memenangkan pertarungan atas mitos tanah Jawa?
Novel yang berisi sedikit gambaran dan penjelasan budaya masyarakat Jawa dan segala perdebatan pro kontra di era modern yang di kemas dalam kisah cinta mahasiswa sastra Jawa. Di dalam novel ini tidak ada penjurian benar atau salah, penulis hanya mengumpulkan beberapa argumen dari kacamata budaya, agama, dan sebagainya, pembaca pun dibebaskan untuk berargumentasi. Bijaklah dalam menyikapi. Happy reading ❤️
Ganti judul dari Cinta Tanpa Jarak
-Rendra Atha Pratama
Dijodohkan? Itu bukan keinginanku. Apalagi, mengingat akan masa laluku yang kelam.
-Lila Avanda Kristanto
Dijodohkan? Itu bukan keinginanku. Apalagi, mengingat akan usiaku yang masih sangat belia.
Apa jadinya jika kedua pasangan sama konvensi ini saling terikat oleh tali perjodohan karena orang tua mereka.
Dan, apa jadinya jika kedua pasangan ini saling terpaut hati saat pertama kali mereka bertatap muka.
Memiliki banyak kesamaan akan kegemaran dan kecenderungan justru mempermudah mereka untuk mengundang ketertarikan.
Awal kisah pernikahan mereka baik-baik saja. Sampai akhirnya, karena alasan tertentu Lila berucap untuk pergi meninggalkan Rendra.
"Jadi semuanya kamu anggap apa selama ini?" sedikit berteriak. "Nggak. Kamu nggak boleh pergi!"
Tersentak. "Kenapa? Mas, tolong ngertiin aku, Mas!" Lila tak dapat membendung air matanya.
"Dari dulu aku ngertiin kamu, La tapi kamu nggak pernah ngertiin aku," terang Rendra.
Dari sinilah takdir berperan.
Berhasilkah Lila pergi mewujudkan keinginannya itu? Atau berhasilkah Rendra mencegahnya?
Langsung tekan tombol Baca diatas...
#Ini karangan cerita hasil pemikiran author sendiri, ya! Jika ada persamaan tokoh dan kejadian, itu hanyalah suatu ketidaksengajaan.