[𝗟𝗼𝘃𝗲, 𝗦𝘂𝗳𝗳𝗲𝗿𝗶𝗻𝗴, 𝗮𝗻𝗱 𝗥𝗲𝘃𝗲𝗻𝗴𝗲]
Amber Ellison, putri tunggal penguasa daerah selatan. Sebelum semua beban akan wilayah kekuasaan ayahnya ia pegang, semua itu adalah milik kakak laki-lakinya, Nicco Ellison. Tetapi kematian Nicco yang terjadi tepat di hadapan Amber membuat hidupnya berubah. Setiap saat, kepalanya menjadi incaran keluarga Keegan. Untuk selamat dari semua bahaya, Amber menjalani rutinitas dengan ketat. Latihan menembak, beladiri, berkuda, berenang, dan seluruh kegiatan yang bisa membuat nyawanya aman ia lakukan. Kematian kakaknya juga membuat Amber hidup dalam trauma dan ingin balas dendam. Walau orangtuanya menyuruh Amber menjauh dari musuh keluarga mereka, tetapi Amber justru mendekati bahaya itu.
Dillon Keegan, putra tunggal penguasa daerah utara. Dengan sifat yang dingin, keji, dan tak berprasaan ia membuat semua orang tunduk dibawah kakinya. Satu-satunya keluarga yang Dillon miliki hanyalah ayahnya, karena ibunya telah mati ditangan keluarga Ellison. Berbeda dari keluarga Ellison yang menyuruh putri mereka menjauh dan melindungi diri dari keluarga musuh, keluarga Keegan justru begitu gencar untuk balas dendam. Sejak kecil Dillon tumbuh dengan dipupuk oleh dendam. Keluarga Keegan tak puas hanya dengan membunuh satu anak keluarga Ellison.
"Jika kau membunuhku, maka beberapa hari setelah itu, kau juga akan ikut ke neraka."
"Hanya karena kau seorang wanita, kau pikir aku tak berani membunuhmu? Kau salah besar, nona."
Begitu banyak misteri dibalik pembunuhan dua keluarga paling berpengaruh dan keji. Ketika Amber dan Dillon terjebak bersama di sebuah pulau, mereka mulai mengetahui rahasia dibalik masing-masing keluarga mereka. Apa yang terjadi setelah pria dan wanita terjebak selama berhari-hari di sebuah pulau tak berpenghuni? Perjalanan dendam yang menimbulkan sebuah rasa yang lain. Keluarga mana yang akan hancur lebih dulu?
-Embrace the Enemy: Kehangatan Musuh Membuat Hatimu M
"Apa mau kamu Vivian. Aku sudah berubah jadi cowok yang baik, mudah diatur dan pengertian tapi apa balasan kamu? Kamu sama sekali nggak menghargainya!"
"LALU APA YANG AKU LAKUKAN SELAMA INI? SEPULUH TAHUN KITA BERSAMA DAN APA BALASAN KAMU? KAMU BERSELINGKUH DENGAN TEMAN AKU! TEMAN TERBAIK AKU! LALU APAKAH AKU MARAH SAMA KAMU NGGAK! AKU CUMA MINTA KAMU LEPASIN AKU!" teriak Vivian dengan murka.
Arthur tersadar dari emosinya dan memeluk wanita itu. "Maafkan aku, maafkan aku Vivian. Coba bilang aku harus apa untuk menebus semuanya."
Vivian terisak dengan keras dia memukuli bahu pria itu. "Lepasin aku, kamu bisa cari wanita yang lebih cantik dari aku."
Arthur menggelengkan kepalanya. Dia kembali memeluk erat wanita itu. "Sampai kapan pun aku tidak akan melepaskan kamu."
Tanpa sepengetahuan mereka berdua, seorang pria jangkung mendengar semua percakapan mereka.
"Aku pun tidak akan melepaskan kamu Vivian," ujar pria itu sambil meninggalkan Arthur dan Vivian.