Sakit rasanya, sakit. Bila kehadiran kita tak dianggap ada, hanya seperti angin lalu yang lewat tanpa permisi. Tatapan iba selalu ada, namun apalah daya, bila mereka hanya sebatas mengasihani tanpa mereka disisi kita? Alaska Taranta, lelaki 16 tahun yang harus menjalani semua rasa sakit ini sendiri, tanpa teman, bahkan keluarga. Mereka menganggap Alaska lelaki ''pembunuh." Tak ada yang peduli, tak ada yang memberi kasihani dan tak ada kasih sayang. Hanya kekosongan, kesepian, kegelapan, dan kesedihan yang selalu ada. Menahan rasa sakit adalah makanan sehari-hari Alaska, penyakit yang ia miliki nyatanya membuatnya ingin menyerah. Namun, ia tak boleh lemah! Ya! Tak boleh lemah! Ia sudah berjanji akan menunggu sampai waktunya 'tiba', dan mungkin, akan menemui kebahagiaan.All Rights Reserved
1 part