Jandamu Bagaikan Madu

Shanira tidak meminta pasangan sempurna. Dia hanya membutuhkan pawang saja. Namun, bonus dari menemukan pawangnya adalah sosok sempurna yang dilahirkan di keluarga serba ada alias kaya lahir dan batin. Bukan tidak bersyukur mendapatkan Varaz yang kaya, tapi tuntutan dari latar belakang kehidupan mereka terlalu berisiko. Ya, meskipun pada akhirnya cinta mengalahkan segala rintangan yang ada. Shanira harus menelan risikonya sebagai istri Varaz, kan? Termasuk dituntut memberikan anak, padahal segala cara sudah dilakukan. Jika Tuhan belum memberi, apa harus menuntut Shanira terus menerus?

Hingga di tahun keempat pernikahan terjadi insiden yang membuat Shanira akhirnya meragukan cinta yang dimilikinya bersama Varaz. Shanira kehilangan jati dirinya. Dia menyadari bahwa akibat terlalu mencintai Varaz, dia lupa mencintai diri sendiri. Maka dari itu, Shanira merasa harus memilih. Dirinya sendiri atau terus merasa sakit untuk mencintai Varaz?