"Diora Odyssera, right? Saya Matteo Ryder, dokter di sini." kata Pria itu sambil sedikit membungkukkan badan. Suaranya lembut, tapi tegas.
"So what? Mau ngasih ceramah ke gue nih?" tanya Diora, nadanya tajam dan sinis seperti biasa.
"Saya bukan penceramah," jawab Matteo, dengan nada lembut namun tegas. "Tapi sepertinya saya baru saja menemukan pasien yang memutuskan untuk kabur dari ruangannya tanpa izin."
"Gue gak kabur," sergah Diora cepat. "Gue cuma... benci ruangan itu. Gak ada yang nyuruh gue istirahat di tempat kayak penjara, kan?"
Matteo tersenyum kecil, wajahnya tetap tenang. "Memang tidak ada yang bisa memaksa kamu. Tapi, duduk di sini juga bukan pilihan yang paling aman. Kamu seharusnya beristirahat."
"Listen me, dokter..." Diora menatap Matteo dengan sinis. "Gue gak ngerti kenapa lo mau peduli sama orang kayak gue," kata Diora akhirnya, meski dengan nada sinis. "Lo kayaknya punya pasien lain yang lebih penting, deh."
"Kamu juga penting," jawab Matteo sambil tersenyum tipis. "Setiap pasien penting."
---
Diora Odyssera, Gadis muda yang mempesona bak bunga begonia yang cantik dan anggun, namun sepenuhnya mandiri. Ia tidak membutuhkan orang lain untuk tumbuh, dan bahkan menolak simpati orang-orang di sekitarnya. Sikap sombongnya muncul sebagai pelindung dari dunia luar yang tak bisa ia percayai.
Sedangkan Matteo Ryder, pria yang bagaikan sinar matahari itu penuh kebaikan hati dan empati. Selalu siap membantu tanpa pamrih, ia berusaha memberikan cahaya bagi siapa pun yang membutuhkan.
Namun, meskipun Matteo menawarkan kehangatan dan perhatian, Diora yang seperti bunga begonia itu tidak membutuhkan sinar matahari untuk tumbuh. Ia memilih untuk tetap berada di dunia gelapnya, menolak segala bentuk kasih sayang yang datang.