"Mama muda ~ Anak imut tanpa papa ~ Tidak apa-apa ~ Asekk!" Nyanyian riang terdengar dari dalam kamar seorang wanita cantik. Zerata Anyana, atau akrab dipanggil Zera, tengah menari-nari di atas kursi dengan botol skincare di tangan yang ia gunakan sebagai mikrofon. "Maaa!! Rea nggak mau nikah, huhuhu!" serunya sambil pura-pura mengadu pada sosok ibunya, meskipun kenyataannya dia sudah yatim piatu sejak lama. Hidup sebagai gadis sebatang kara di tengah hiruk-pikuk kota besar, Zera merasa tidak ada yang istimewa dari dirinya selain paras cantik dan tubuh mungil imut yang, menurutnya, mirip 🐷. Sepuluh tahun sudah dia menjomblo sejak pacarnya berselingkuh. Luka dari pengkhianatan itu begitu membekas hingga membuat Zera merasa hidupnya kosong. Sosok laki-laki itu adalah satu-satunya yang, dalam pikirannya, pernah menerima dirinya apa adanya. Hal ini terus menghantui otaknya yang, menurut Zera sendiri, "mini." Namun, hidup Zera berubah drastis dua bulan terakhir. Ia memutuskan mengadopsi seorang anak laki-laki berusia 8 tahun, putra tunggal sahabat baiknya, Rena, yang meninggal dunia akibat kecelakaan. Kini, Zio, nama anak itu, adalah bagian penting dari hidupnya. Meski banyak tantangan yang ia hadapi sebagai seorang "ibu mendadak," kehadiran Zio memberinya alasan baru untuk melanjutkan hidup. Tok... Tok... Suara ketukan pintu pelan terdengar dari luar kamar Zera. "Mama, Zio masuk ya?" terdengar suara lembut anak kecil dari balik pintu. Cklek Pintu kamar terbuka, memperlihatkan sosok Zio yang tingginya baru sebatas dagu Zera. Bocah itu tampak tersenyum malu-malu sambil memegang mainan kesayangannya. "Hai, sayang. Ada apa?" Zera berjongkok, meraih Zio dalam pelukan kecilnya, melupakan semua keraguannya sesaat. Bagaimanapun berat hidupnya, Zio adalah pelipur lara dan alasan terkuatnya untuk terus maju.All Rights Reserved
1 part