"Maaf, Pa, sepertinya Gerald nggak akan berhasil ngejalanin tugas dari Papa."
"Kamu pikir Papa percaya sama ucapan kamu?"
|_|_|_|_|_|_|_|_|_|_|_|_|_|_|_|_|_|_|_|_|_|_|_|_|_|
✧○ꊞ○ꊞ○•̩̩͙✩•̩̩͙○♡๑•୨୧ ୨୧•๑♡○•̩̩͙✩•̩̩͙○ꊞ○ꊞ○✧
.................................................................
Banyak orang yang melihat bahwa dirinya ini minim bersosialisasi, ia dingin dan cuek. Mereka melihat wajahnya tidak pernah mengukir senyuman dan selalu memasang netra nya yang setajam mata elang. Gerald Hallion Skyler, seperti namanya, ia adalah lelaki yang berwibawa, rupawan dan kharismatik. Banyak gadis-gadis yang mengincar. Namun, tidak ada satupun yang berhasil meluluhkan hatinya itu. Bagi Gerald, itu tidak terlalu penting, jomblo adalah hal yang sedikit menyenangkan. Pemuda itu menjadi most wanted disekolah karena kepintarannya.
Tidak seperti sekolah lain, mereka ada yang populer karena posisinya sebagai kapten basket, ketua osis, dan banyak hal yang lainnya. Setiap tahun, nama Gerald tertulis di kertas hasil peringkat siswa-siswi yang tertempel di mading. Well, namanya selalu berada paling atas yang berarti lelaki tersebut selalu mendapatkan peringkat satu. Sempurna.
Gerald itu sempurna di bagian fisik, tetapi tidak di bagian mental.
Memiliki masa lalu yang kelam, membuat dirinya memiliki trauma seumur hidup. Traumatis itu muncul, karena ulah Ayah kandungnya sendiri. Ia selalu berpikir dan mencari cara untuk menghentikan semua perlakuan keji yang diciptakan oleh Ayahnya sendiri. Sehingga, ia rela menjalankan tugas apapun yang diberikan oleh Ayahnya demi menjalankan rencananya.
Namun, disisi lain. Ayahnya tau rencana yang dibuat oleh putranya. Ayahnya memiliki target, dan target yang dimaksud adalah kelemahan putranya.
Akankah Gerald berhasil menjalankan rencananya? Dan, Apakah Ayah Gerald yakin jika target yang ia maksud adalah kelemahan putranya sendiri?
#duniafiksi
#wattpadworld
#01 Desembe
Brakk!!!
Suara itu sontak membuatku terkejut. Suara itu berasal dari dapur
"Berisik!!, bukannya sudah aku katakan jangan bahas masalah ini lagi. Kamu paham nggak sih"
"Tapi nyatanya begitu kan?? Udahlah mas kalo kamu nggak becus cari uang mending kamu dirumah saja urus anak, biar aku yang nyari uang"
Sudah terlalu banyak problema yang sering aku dengar dalam rumah ini. Cacian, makian dan umpatan adalah makanan keseharianku.
Namaku Ranum Alestya seorang anak yang kurang beruntung soal keluarga.
Aku selalu merasa iri dengan anak-anak seusiaku yang bisa hidup bahagia bersama kedua orang tuanya.
Yang kalau sepulang sekolah selalu ditanya bagaimana hari-harinya, yang selalu dikhawatirin saat sakit, yang selalu melindungi dan sayang anaknya. Bukankah peran orang tua seharusnya begitu??
Orang tua itu ibarat rumah buat anaknya, rumah yang harusnya jadi tempat aman dan nyaman jika berada didalamnya. Tetapi tidak dengan rumahku....