26 parts Ongoing "Kasa bukan manusia biasa. Dia ada... tapi juga tidak. Aku menulis kisah ini, tapi entah kenapa, aku juga merasa bagian dari cerita ini.
Adakala kenangan menjadi serupa bayangan samar, bergetar di tepian kesadaran. Masa lalu yang pernah terang, kini memudar bagaikan cahaya senja yang ditelan malam.
Pikiranku seolah berlayar di samudra tak bertepi berkelana tanpa arah, terombang-ambing di antara serpihan kenangan yang tak utuh. Aku mengingat tawa yang pernah menghangatkan hati, namun wajah-wajah yang seharusnya kukenal kini hanya kabut yang memburam.
"Samāhita", hatiku berbisik - tenanglah. Namun, bagaimana bisa aku tenang jika sebagian dari diriku terasa hilang?
Aku terjebak di antara dua dunia - yang nyata dan yang samar. Setiap langkahku terasa asing, seakan aku berjalan di atas jalan setapak yang pernah kukenal namun kini tertutup debu waktu.
Aku mencoba menggali ingatan, namun yang kutemukan hanya serpihan kecil - suara gelak tawa adik kecilku yang bergema di tepi pantai, deburan ombak yang menyapu kakinya yang mungil. Ada aku di sana, meluncur di papan seluncur bersama sosok yang kupanggil 'Om Rama'.
Aku ingat genggaman tangannya... hangat... lalu tiba-tiba terlepas.
Saat itu aku terjatuh - tubuhku tenggelam dalam gelap yang mencekik. Air laut merenggut nafasku, dingin mencengkeram tulangku, dan rasa takut merayap seperti belati yang menyayat jiwaku.
Aku berjuang... namun di dasar air yang pekat, aku hanya bisa melihat bayangan buram - bayangan seseorang yang seharusnya menarikku, namun justru melepasku.
Lalu semuanya menjadi hening.
Kenangan itu, meski terasa asing, kini mulai mengakar. Luka-luka lama yang kukira sudah mati kini berdetak kembali.
"Vishāda", bisik batinku - duka yang mendalam, luka yang belum tersembuhkan.
Tapi aku tahu... sebesar apa pun kepedihan itu, aku harus bangkit. Karena meski masa lalu telah menorehkan luka, aku percaya... di balik gelap yang menyelimuti jiwaku, ada cahaya yang masih menunggu untuk kutemukan.