Dia Nathan, dia pria yang selalu terlihat sederhana, dengan ransel di punggung dan motor tua yang setia menemani harinya. Di kampus, ia dikenal sebagai sosok pendiam, namun tatapan matanya menyimpan banyak cerita yang sulit diungkap.
Hidup Kumala berubah ketika pertama kali bertemu Nathan di kelompok ospek. Di balik sikap tenangnya, ada kehangatan yang perlahan membuatnya nyaman. Mereka berbagi cerita, canda, dan momen-momen kecil yang seolah terukir indah dalam ingatan. Namun, seperti halnya kisah yang sering kali tak sempurna, ada dinding yang memisahkan mereka-ambisi, keadaan, dan kata-kata yang tak pernah terucap.
Bertahun-tahun kemudian, di sebuah toko buku di Bali, Kumala tanpa sengaja menemukan buku kumpulan puisi. Nama penulisnya membuatnya terpaku. Saat membuka halaman pertama, Kumala langsung tenggelam dalam baris-baris puisi yang tak asing. Setiap bait mengembalikan dirinya ke masa lalu, menghidupkan kenangan akan Nathan-sosok yang tak pernah benar-benar ia lupakan.
Namun, di balik buku itu, ada rahasia yang lebih besar. menimbulkan tanda tanya yang tak berujung, Dan jika Nathan masih ada, apakah ia masih menunggu?, atau sudah menemukan jalannya sendiri?
Ini adalah kisah tentang cinta yang tak pernah selesai, tentang keberanian untuk melepaskan, dan tentang pertanyaan yang mungkin tak akan pernah terjawab: Apa yang sebenarnya ada di hati Nathan?