Bagi Khanza(tokoh utama), Zeline adalah tempat pulang, meskipun status mereka hanya sebatas mantan kekasih. Zeline, dengan segala keceriaan dan caranya membuat orang nyaman, sering kali mengajak Khanza keluar hanya untuk sekadar menghabiskan waktu tanpa tujuan. Meskipun datang dari latar belakang yang sangat berbeda-Khanza dengan kesederhanaannya dan Zeline dengan kehidupannya yang serba cukup-mereka selalu menemukan kenyamanan dalam kebersamaan.
Namun, setiap kebaikan yang Zeline berikan perlahan membuat Khanza merasa tak nyaman. Zeline kerap membelikan makanan dan minuman, meski Khanza berulang kali menolak. Sebagai seseorang yang menjunjung harga diri, Khanza merasa ini tak adil. Hingga akhirnya, Khanza memutuskan untuk menjaga jarak. "Pertemuan kita yang terakhir aja ya," ucapnya, menutupi alasan sebenarnya.
Khanza pikir semuanya akan berakhir di situ, tetapi takdir berkata lain. Gosip tentang dirinya yang memanfaatkan Zeline mulai menyebar di sekolah. Yang menyakitkan, gosip itu berasal dari Zeline sendiri. Khanza, yang tak pernah meminta apa pun dari Zeline, merasa hancur. Ia memilih diam, meski hati kecilnya terus bertanya: mengapa Zeline melakukan ini?
Melalui perjalanan penuh luka ini, Khanza belajar tentang arti harga diri, ketulusan, dan bagaimana seseorang yang dulu berarti segalanya bisa menjadi duri dalam hidupnya. Apakah Khanza akan menemukan jawabannya, atau justru memilih melepaskan semuanya?