Nisryna - Mencintai tanpa tahu siapa sebenarnya dia perjuangkan. Aryan - Mencintai tanpa pernah menyedari ketiadaan sesuatu yang tidak dapat dia genggam. Di tengah dunia yang mengagungkan kebenaran sebagai mutlak, Nisryna dan Aryan berada di persimpangan yang mempertemukan cinta, kehilangan, dan pencarian identiti. Nisryna, seorang gadis dengan jiwa bebas, memandang cinta sebagai teka-teki yang tak pernah selesai, sedangkan Aryan, lelaki yang terperangkap dalam kemegahan dan perjuangan, melihat cinta sebagai sebuah janji yang sudah lama musnah. "Cinta bukan sekadar emosi Ia adalah memori. Sesuatu yang diingati otak, bukan yang dirasai hati. Bagaimana kalau memori itu kabur." ujar Aryan, mengutip teori Helen Fisher. "Suara dan wajah saya akal kekal selagi mana jantung itu berdegup" Nisryna tersenyum. Di celah keindahan dunia yang paradoks, Aryan berusaha memahami ilusi dan paradoksnya. Aryan di takdirkan bangun dari mati demi membersihkan nama gadis itu dari dosa yang menghantarnya ke tali penamat. Ketika dia akhirnya berjaya membebaskan nama kekasihnya daripada beban dosa yang tak pernah dilakukan, cintanya diuji dalam bentuk paling menyakitkan - memilih untuk melepaskan jasad yang pernah menjadi rumah kepada jiwanya. Novel ini tidak hanya menyentuh soal cinta, tetapi juga mengangkat isu perjuangan melawan ketidakadilan, dan pemerdagangan dadah. Dengan naratif yang menyayat hati, pembaca akan mendapati diri mereka bertanya: apakah cinta tetap hidup walaupun pemiliknya telah tiada? Atau, seperti Aryan, kita hanya manusia yang berusaha memberi makna kepada kehilangan? Dan pada akhirnya, cinta Aryan tidak terletak di jasad Nisryna. Sebuah cinta yang tidak bersyarat, tidak mengenal waktu, dan tidak lagi memerlukan balasan.All Rights Reserved
1 part