STUCK IN THE PAST

Sera mendatangi pengadilan agama untuk mengajukan surat gugatan cerainya. Ia tidak berusaha menyembunyikan siapa dirinya. Alih-alih bersembunyi di balik bayang popularitas, Sera memilih untuk menunjukkan taringnya. Surat itu, simbol keberaniannya, tiba di tangan Gesta tepat sebelum pelantikan sang suami sebagai Bupati dimulai.

Gugatan itu bukan sekadar dokumen; ia adalah deklarasi kemenangan Sera atas Gesta. Di saat yang sama, berita tentang Seraphina Pitaloka-model ternama yang menyandang mahkota Putri Indonesia-menggugat cerai suaminya, Gesta Dewangga Danuarta, mencuat dengan cepat ke permukaan, mendominasi berbagai platform media.

Bagi Sera, ini adalah akhir dari segala keterpurukan. Ia telah cukup lama terjerat dalam permainan licik Gesta, cukup lama hidup sebagai istri pajangan seorang politisi ambisius, cukup lama menanggung luka batin tinggal di bawah atap yang sama dengan istri siri suaminya. Tapi hari ini, semuanya berhenti di sini. Ia tidak lagi Sera yang diam, yang bertahan atas nama keangkuhan keluarga, yang memenjarakan diri dalam ketakutan akan kenangan.
Sera menyatakan satu hal yang pasti: ia tak lagi ingin terjebak dalam masa lalu.

Tapi apakah Gesta bisa dengan mudah menandatangani surat gugatan itu? Jawabannya tentu tidak. Dia adalah jelmaan ego yang dingin dan berbahaya, seorang manipulator ulung yang tidak pernah membiarkan siapa pun pergi begitu saja.

Egonya yang menjulang setinggi langit membuat satu hal menjadi jelas-melepas Sera tidak pernah menjadi bagian dari rencananya. Perang mereka baru saja dimulai.