Rizky, atau Iki-panggilan akrabnya-adalah pemuda berusia dua puluh empat tahun yang pernah menikmati popularitas di sekolahnya. Tinggi badannya, 178 sentimeter, membuatnya menonjol di antara teman-teman sebaya. Perpaduan darah Sunda dari ayahnya dan darah Manado dari ibunya menghasilkan fitur wajah yang unik dan menarik. Hidungnya mancung, tetapi tidak berlebihan, menyeimbangkan bentuk wajah ovalnya. Mata cokelat gelapnya yang berbulu mata lebat sering disebut sebagai aset paling memikat, mampu membuat banyak gadis terpana. Kulit sawo matang menjadi ciri khasnya, hasil dari berjam-jam berlatih voli dan futsal di bawah terik matahari. Otot-otot lengan dan perutnya yang terbentuk atletis dulu menjadi kebanggaannya. Rambut hitamnya yang tebal selalu ia potong pendek dengan model undercut, menonjolkan kesan maskulin dan sporty. Sebuah tahi lalat kecil di bawah mata kirinya sering dianggap sebagai "tanda keberuntungan" oleh teman-temannya.
Ketampanan, tubuh atletis, prestasi olahraga, dan popularitas Rizky membuatnya mudah mendapatkan perhatian wanita. Setiap minggu, selalu ada wanita baru yang bergelayut manja di lengan berototnya. Hubungan-hubungan itu singkat dan kasual, seringkali berakhir di kamar hotel, rumahnya saat kosong, atau bahkan di tempat-tempat yang tak terduga. Ia menikmati kehidupan bebasnya, merasa tak ada yang bisa menghentikannya. Ia adalah Rizky, dan dunianya adalah permainan cinta yang mudah dimenangkannya. Tapi itu dulu... Hidup memang penuh kejutan. Siapa sangka, Rizky-sang playboy ulung-kini menjadi seorang suami dan ayah di usia dua puluh empat tahun? Pernikahannya dengan Grace adalah konsekuensi dari sebuah "kecelakaan" yang harus ia tanggung jawab. Kini, mereka dikaruniai seorang putra, Galen, yang hampir berusia setahun. Bayi itu mewarisi mata tajam Rizky dan senyum menawan Grace. Setelah menikah, Rizky memilih hidup mandiri.
papa yang ia kenal sebagai sosok yang hangat seketika berubah menjadi dingin, mamanya yang lembut keibuan seperti seorang malaikat berubah menjadi monster dengan umpatan umpatan kasar. semua kehidupan utuh sebagai seorang keluarga seketika hancur, membuat arman merasa bahwa hidupnya telah berakhir. Pertengkarang setiap hari membuat mamanya meninggalkan mereka, papanya semakin tidak beraturan, mabuk, jarang pulang dan hilang arah. Disaat keputusasaan arman, ia bertemu dengan Braga seorang papa muda yang menjadi tetangga barunya.