AZIEL

Katanya jadi anak terakhir itu seru bisa di manja, dituruti kemauannya, tapi itu tidak berlaku bagi seorang Aziel Putra Ernando.

Aziel Putra Ernando seorang pemuda berusia 15 tahun. disaat-saat kebanyakan anak seusianya masih dimanja oleh keluarganya, berbeda dengan Aziel, Aziel harus berjuang mendapatkan perhatian dari keluarganya. Bukanya mendapatkan perhatian tapi dia malah mendapatkan pukulan atau cacian.

---

"Pa, Iel baru aja menang lomba melukis"

"Cih, melukis tidak ada gunanya juga dibanggakan"

---

"Bang Alvan, Iel tidur sama abang ya, Iel takut guntur"

"Gak sudi gue tidur sama lo pembunuh"

---

"Bang Alvin, Iel berangkatnya bareng abang ya"

"gue sibuk"

---

"Bang Azlan, ayo main sama ps sama Iel"

"Mending gue main sama Aurel daripada sama lo"