Jejak putih di hutan abadi

Di tengah hutan ajaib yang selalu berbisik lembut, berdirilah sebuah pohon raksasa yang menjulang hingga puncak awan. Pohon itu tidak seperti pohon biasa; batangnya memancarkan cahaya keemasan, daunnya berkilauan seperti zamrud di bawah sinar matahari. Di dalam batang pohon itulah Cassandra, seorang gadis kecil berusia delapan tahun, tinggal. Ia bukan gadis biasa-rambutnya hijau lembut, mengalir seperti sutra yang diterpa angin. Ia selalu mengenakan gaun yang terbuat dari daun-daun segar yang tidak pernah layu, memancarkan wangi hutan yang menenangkan. Kulitnya bercahaya lembut, seperti embun pagi yang menyelimuti bunga-bunga liar.

Cassandra memiliki teman setia, seekor kuda putih yang begitu anggun bernama Arion. Kuda itu memiliki surai yang sehalus awan, dan matanya yang biru seperti danau memancarkan kebijaksanaan. Setiap pagi, Cassandra dan Arion akan memulai hari mereka dengan berlari di sepanjang aliran sungai kecil yang mengelilingi rumah pohon mereka.

---

Pagi itu, Cassandra bangun dengan senyuman. Cahaya matahari menyusup melalui celah-celah daun di rumah pohonnya, menciptakan bayangan lembut di dinding kayu. Ia duduk di tempat tidurnya yang terbuat dari anyaman akar pohon, kemudian melirik ke luar jendela kecil berbentuk bintang. Arion sudah menunggu di bawah, meringkik pelan, seolah mengajaknya segera keluar.

"Sabarlah, Arion. Aku harus sarapan dulu!" katanya sambil tertawa kecil. Cassandra melangkah ke dapur, sebuah ruang kecil yang penuh dengan peralatan sederhana dari kayu. Di meja, sudah tersedia buah-buahan segar yang dipetik peri hutan tadi malam-apel merah, anggur ungu, dan pir emas.

---

Hari itu baru dimulai, dan dunia penuh keajaiban sudah menunggu Cassandra. Namun, di suatu tempat jauh di dalam hutan, bayangan misterius sedang mengintai. Bisikan angin membawa pesan samar-petualangan Cassandra yang sesungguhnya akan segera dimulai.