" M-maaf " Ucap Reval pucat dengan kepala menyentuh perut Arvy, sungguh ini menakutkan, Mendengar itu Arvy mengertakkam giginya, dan mencabut pisau itu tiba tiba yang membuat Reval ternganga dengan dada mengusung karena sakit
" Mati lo "
Bugh
Tak
Tabung Fire extinguisher menggelinding ke arah Reval yang terduduk lesu meremat perutnya yang terus mengeluarkan darah, dan di sampingnya Arvy jatuh telentang tak sadarkan diri
Dengan cepat Dara mendekati Reval, memeriksa wajah pucat pasi basah milik Reval kemudian melihat luka di perut sebelah kiri Reval yang terus mengeluarkan darah,
" Bagaimana ini ?" Panik Dara sembari menarik Reval masuk ke dalam pelukannya, dapat ia rasakan nafas Reval tersenggal sengal seperti habis marathon
Dara menarik tangan Reval untuk di taruh di bahunya, kemudian mengajak Reval berdiri paksa " Polisi udah di tangga, lo harus bertahan " Ucap Dara yang mulai mengajak Reval berjalan keluar dari apartemen menuju lift, dengan posisi memegang tangan Reval dan perut Reval yang mengeluarkan Darah,
" Dar... sakit "" Ucap Reval menatap Dara yang berjongkok di sampingnya sembari menolong tangannya untuk menekan luka itu agar darahnya tidak keluar terlalu banyak,
Dara meneteskan air matanya " tahan Reval " Mohonnya panik melihat wajah pucat pasi milik Reval,
Reval menggeleng,perlahan mendorong tangan Dara agar menjauh dari perutnya, namun Dara kembali menaruh tangannya dan tangan satu lagi mendekap tangan Reval, mengusapnya lembut berusaha memberi afeksi agar Reval bisa tenang
Dara menarik tangannya, lalu mengarahkannya tangannya untuk memegang wajah Reval dengan tangan penuh darah " Gue mohon, tahan Val "
Dara mendekatkan wajahnya pada Reval, menyatukan dahinya dengan dahi dingin milik Reval, " Gue mohon, gue sayang ama lo " Ucapnya kemudian mencium lembut bibir pucat Reval, Reval diam, karena tak mampu untuk bereaksi