Arunika, seorang siswi SMA berusia 15 tahun, hidup dalam bayang-bayang duka setelah kepergian sang kakak, Askara, yang mengakhiri hidupnya tanpa alasan tiga tahun lalu. Rasa bersalah dan teka-teki yang tak terjawab membuat Arunika tenggelam dalam kegelapan, hingga ia memutuskan untuk menyudahi hidupnya tepat di hari ulang tahunnya yang ke-16.
Namun, di ambang keputusasaan, Arunika bertemu dengan seorang lelaki yang hendak mengakhiri hidupnya di sebuah jembatan. Pertemuan tak terduga itu membuka jalan bagi Arunika untuk melihat dunia dari sudut pandang baru-tentang luka, perjuangan, dan cinta yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya. Dalam perjalanan penuh liku ini, Arunika mencari jawaban atas kepergian kakaknya, sekaligus menemukan kembali arti hidup.
"Aku berdosa? Bahkan dosaku tidak sebanding dengan dirimu yang merusak dan mengkhianati dirimu sendiri, dengan sia-sia."
"Memang tau apa kamu dengan hidupku?"
"Yang aku tau adalah, bahwa kita tidak jauh berbeda, Arunika."
Semua berawal dari surat cinta yang di anggap menjijikan oleh Luca, surat itu dari Kalias anak pendiam dengan kaca mata bulatnya.
surat berujung rasa menyedihkan menenggelamkan Kalias, membuatnya sadar jika segala sesuatu dilandasi dan digantungkan pada fisik.
ia akui ia tak semanis temannya, Nolan. Tapi ia masih berharap jika Luca menerimanya bukan karena ingin mendekati Nolan, tapi nyatanya semua membuatnya sadar.
Jika Kalias kalah, dan ia terperosok masuk dalam hubungan rumit. Hubungan di mana perasaannya digantungkan, Luca yang menyukai Nolah yang seorang primadona, dan Luca yang kekasih seorang Kalias seorang submisif biasa.
"Aku akan mengencani bahkan menikahi temanmu, jika kamu bersama orang lain, agar di setiap pertemuan kalian, aku bisa terlibat dan masih bisa melihatmu."