Atlet dan seniman merupakan dua profesi yang sebenarnya serupa namun tak sama. Sama-sama hanya dianggap sebagai hobi, sering mendapatkan klaim "bertalenta" yang mana sesungguhnya butuh latihan yang sangat keras, tidak adanya garansi karir jangka panjang, dan lain sebagainya. Itulah perjalanan yang harus dihadapi oleh mereka, Raymond dan Sinar, demi cita-cita yang didambakan. Tak bisa dipungkiri juga, kegagalan akan menghampiri suatu saat secara tiba-tiba dan tanpa diharapkan, walau sekeras apapun usaha yang telah dikeluarkan.
Akankan mereka mampu mempertahankan semuanya; mimpi, semangat, ego, dan hubungan?