"Aku tidak akan menikah denganmu!"
"Kalau kita menikah, kamu bisa menidurku semaumu!" jerit Jennie.
Ketika kalimat itu keluar dari bibirnya, Lalisa menghentikan langkahnya. Jennie pun merasa seperti menemukan harapan lagi! Oh, tidak heran, Lalisa sudah berusia 30, jadi, sangat wajar dirinya bernafsu. Mengatainya bocah? Lalisa hanya tidak tahu, seberapa besar ukuran payudaranya.
Diam-diam, Jennie tersenyum. Ia tahu tubuhnya sangat bagus, itulah mengapa ia tidak ragu menjadikannya tawaran terakhirnya. Ia juga tahu, Lalisa tetaplah manusia yang akan luluh kalau melihat pemandangan yang menyenangkan mata.
"Berubah pikiran?" tanya Jennie, seraya membusungkan dadanya, menunjukkan kemolekan bagian tubuh yang sangat tidak mungkin diabaikan itu.
Pandangan akhirnya Lalisa bergerak, kini menatap sepenuhnya pada bola mata Jennie yang terus menatapnya penuh godaan. Untungnya, ia masih mampu mempertahankan ketegasannya saat menatap gadis di hadapannya ini. Ia pun berkata. "Jangan rendahkan harga dirimu hanya demi mendapatkan sesuatu."
"Semua orang berharga di mata orang yang tepat."
Pada awalnya, baik Jennie ataupun Lisa tidak ada yang mempercayai kalimat diatas, pertemuan pertama mereka terdengar konyol, Lisa menyelamatkan Jennie yang hendak mengakhiri hidupnya.
Berniat membantu, ternyata Lisa malah menambah bebannya sendiri, sebagai gadis lajang yang jarang bergaul, dia malah harus menampung seorang gadis asing dan tinggal bersama, entah sampai kapan.
Hari demi hari, keduanya saling mengenal sampai baik maupun Lisa dan Jennie perlahan memahami jika mereka berharga di mata 'orang yang tepat' ditambah pada akhirnya ada fakta mengejutkan yang terungkap di antara keduanya.
---
WARNING ⚠️
PURE G×G 🔞
⚠️ TIDAK UNTUK DITIRU ⚠️