"Aku tidak akan menikah denganmu!"
"Kalau kita menikah, kamu bisa menidurku semaumu!" jerit Jennie.
Ketika kalimat itu keluar dari bibirnya, Lalisa menghentikan langkahnya. Jennie pun merasa seperti menemukan harapan lagi! Oh, tidak heran, Lalisa sudah berusia 30, jadi, sangat wajar dirinya bernafsu. Mengatainya bocah? Lalisa hanya tidak tahu, seberapa besar ukuran payudaranya.
Diam-diam, Jennie tersenyum. Ia tahu tubuhnya sangat bagus, itulah mengapa ia tidak ragu menjadikannya tawaran terakhirnya. Ia juga tahu, Lalisa tetaplah manusia yang akan luluh kalau melihat pemandangan yang menyenangkan mata.
"Berubah pikiran?" tanya Jennie, seraya membusungkan dadanya, menunjukkan kemolekan bagian tubuh yang sangat tidak mungkin diabaikan itu.
Pandangan akhirnya Lalisa bergerak, kini menatap sepenuhnya pada bola mata Jennie yang terus menatapnya penuh godaan. Untungnya, ia masih mampu mempertahankan ketegasannya saat menatap gadis di hadapannya ini. Ia pun berkata. "Jangan rendahkan harga dirimu hanya demi mendapatkan sesuatu."
Lima tahun lalu, Wonwoo memutuskan sebuah keputusan paling penting sepanjang hidupnya. Dia ingin punya anak tanpa menikah.
Lima tahun kemudian, Wonwoo dikejutkan oleh sebuah foto seseorang dengan tahi lalat yang familiar di mata Wonwoo. Hampir setiap hari dia melihatnya, dengan ukuran yang sama, dengan posisi yang sama, dan warna yang sama.
Dan tahi lalat yang familiar itu adalah milik anaknya.