AKSAMALA (PondPhuwin) ☘️
  • Reads 118
  • Votes 16
  • Parts 3
  • Reads 118
  • Votes 16
  • Parts 3
Ongoing, First published Nov 30
2 new parts
"Hah? Dijodohin? Gamau ah, emangnya ini jaman Siti Nurbaya?" Ucap Phuwin kepada ibundanya. 

"Tidak boleh menolak sayang, percaya deh sama bunda kamu pasti suka." Ucap bunda sembari kembali mencocokkan beberapa jas di badan Phuwin. 

"Kenapa bunda ga tanya Phuwin dulu?" 

"Karena kalau bunda tanya dulu, jawaban kamu ga akan sesuai sama yang bunda mau. Sudah jangan banyak mengeluh, nurut sama bunda." Skakmat, Phuwin akhirnya hanya bisa pasrah dengan ibundanya. 





WARNING! 
- LGBTQ area
- PondPhuwin area
- 1821+ area
- Mengandung kekerasan dan kata kasar
- Cerita ini hanya rekayasa penggemar tidak bermaksud sindiran ataupun sugesti hal keburukan, apabila ada kesamaan nama, tempat, alur dan waktu maka hal tersebut adalah sebuah kebetulan dan tanpa adanya kesengajaan.
All Rights Reserved
Sign up to add AKSAMALA (PondPhuwin) ☘️ to your library and receive updates
or
#187thailand
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 9
Dosa Ku cover
Homophobic lover cover
Second Best [ RONY X SALMA ] cover
Kesayangan Bunda cover
MARRY ME: GEMINIFOURTH🔞🔞🔞 cover
Fiction -sungjake✔ cover
antagonis wife [TERBIT] cover
He Fell First and She Never Fell? cover
musuh [Jenlisa]√ cover

Dosa Ku

65 parts Ongoing

Liu Qiaqio, Permaisuri Dinasti Jin, telah menyerahkan hati, jiwa, dan raganya untuk sang kaisar. Dia mencintainya dengan sepenuh hati hingga merasa lelah, tetapi sang kaisar yang dingin hanya memiliki mata untuk satu orang, dan orang itu bukanlah dirinya. Kehangatan di mata kaisar saat memandang orang itu tidak pernah menjadi miliknya, kelembutan suara kaisar saat berbicara dengan orang itu tidak pernah ditujukan padanya, bahkan hingga ajal menjemput. "Apa salahku sehingga kau membenciku sejauh ini? Apa aku telah melakukan kesalahan sehingga kau memandangku dengan begitu hina? Apakah mencintaimu adalah dosa yang begitu besar?" tanyaku dengan lemah. "Dosamu adalah mencintai seseorang yang seharusnya tidak kau cintai," jawabnya dingin. 'Dia benar, aku telah menghabiskan terlalu banyak cinta untuknya hingga aku tidak punya sisa cinta untuk anak-anakku, untuk mereka yang benar-benar peduli padaku. Jika aku diberi satu kesempatan untuk menebus semua itu, aku akan menghabiskan seluruh hidupku melakukannya,' pikirku sembari menutup mata dan menyambut kematian. Atau begitulah pikirku.