Jelita pikir, hidup bersama Galuh dengan waktu yang lama adalah hal yang paling membahagiakan seumur hidupnya. Namun, semenjak ia tahu jika prahara rumah tangga itu sangat berat dijalani, semua ia tepis. Bersama Galuh bisa membuat Jelita merasa bahagia sekaligus sakit. Bahkan Jelita tak pernah terpikirkan, jika menikah dengan Galuh harus merasakan masalah yang sama setiap harinya. Keterlibatan antara Jelita dan pihak keluarga Galuh pun selalu berujung tidak baik. Bahkan sepertinya pihak keluarga Galuh menuntut Jelita agar bisa meninggalkan Galuh lebih cepat. Semua pahitnya dirasakan Jelita hingga rasanya ingin menyerah. Lalu setelah semuanya terjadi, apakah Jelita akan memilih terus dalam rasa sakit? Atau justru melepaskan kesakitan itu sendiri?Todos los derechos reservados