"Aku tidak tahu siapa kau," suara Nate terdengar dingin, hampir tanpa emosi. "Dan sejujurnya, aku tidak punya alasan untuk mengetahuinya lagi. Jangan mengikutiku ke mana pun."
Kata-kata itu menembus hati Sera seperti belati. Bibirnya bergetar, tetapi dia menahan air mata yang hampir jatuh. "Nate... aku..."
"Berhenti memanggilku dengan nama itu seperti kau mengenalku. Karena aku jelas tidak mengenalmu," potong Nate, nadanya tajam dan tanpa keraguan.
Sera merasa dadanya sesak. Setiap kenangan indah yang mereka bagi bersama, setiap tawa, setiap janji terasa seperti debu yang diterbangkan angin. Ia tidak bisa mengenali pria di depannya lagi, pria yang pernah menjadi dunianya.
Nate berbalik tanpa sepatah kata lagi, meninggalkan Sera berdiri sendirian di tengah malam yang dingin. Langkah kakinya bergema di jalan kosong, sementara Sera tetap mematung, hatinya hancur berkeping-keping.
Dalam keheningan itu, Sera berbisik pada dirinya sendiri, suaranya hampir tak terdengar, "Aku ingat semuanya, Nate. Bagaimana aku bisa berhenti peduli, ketika setiap bagian diriku masih mencintaimu?"
Tapi jawabannya tidak datang. Hanya angin malam yang menjawab dengan bisikan kosong, membawa pergi segala harapan yang pernah ia miliki.
Apakah hubungan mereka bisa kembali seperti dulu, atau apakah mereka harus menerima kenyataan bahwa masa lalu mereka telah hilang selamanya?
⚠️Yang suka sama cerita langsung entot beres, jangan masuk lapak ini!⚠️
(21+)
Berisi cerita pendek dengan tokoh yang berbeda-beda!
⚠️Mature content with a sex, deep kiss, and vulgar words⚠️
⚠️Setiap cerita bisa membuatmu sange, baper, sedih, kecewa, gregetan, sekaligus kesal!⚠️
Dosa di tanggung sendiri.