Space Without Certainty

Pertemuan pertama dengan Abzar di hari MPLS SMA adalah awal dari semua rasa yang tak pernah bisa hilang. Salya, yang saat itu baru 14 tahun, tak pernah mengira pandangan sekilas pada cowok pendiam di depan aula sekolah bisa meninggalkan jejak begitu dalam di hatinya. Meski waktu terus berlalu, dan kehidupan membawa mereka pada jalan masing-masing, bayangan Abzar tetap muncul di sela-sela pikirannya, seolah tak pernah benar-benar pergi.

Meskipun pernah mencoba move on, setiap kali Salya bertemu dengan Abzar, semuanya terasa seperti awal lagi. Sebuah sentuhan kecil saat mengantri di kantin mengubah segalanya. Mulai dari kagum, penasaran, hingga rasa yang sulit dia pahami. Namun, kenyataan berbicara lain: mereka tidak pernah benar-benar dekat. Tanpa hubungan, tanpa komunikasi, hanya takdir yang mungkin mempertemukan mereka lagi. Tapi sampai kapan dia bisa menggantungkan hatinya pada kemungkinan yang tak pasti?

Di tengah pencarian jawaban atas perasaannya, Salya dihadapkan pada dilema cinta yang dewasa-antara ekspektasi, realita, dan waktu yang terus berjalan. Apakah perasaan ini adalah cinta yang tak bisa digantikan, atau hanya ilusi dari hati yang tak rela melepaskan? Dan ketika akhirnya takdir membawa mereka pada satu pertemuan lagi, apakah semua yang ia harapkan masih ada, atau justru akan mematahkan semua yang pernah dia percayai?