Story cover for 2,000 Years [END] by _xiaolyn
2,000 Years [END]
  • WpView
    Reads 1,243
  • WpVote
    Votes 160
  • WpPart
    Parts 28
  • WpView
    Reads 1,243
  • WpVote
    Votes 160
  • WpPart
    Parts 28
Complete, First published Dec 06, 2024
"To You, 2,000 From Now."
"From You, 2,000 Years Ago."

Seorang pustakawan muda bernama Brenda menemukan gulungan kuno dengan pesan misterius: "Untukmu, 2000 tahun dari sekarang." Ketika dia membacanya, bayangan masa lalu yang penuh dengan perang, cinta, dan pengorbanan mulai menghantui pikirannya.

Gulungan itu membawanya ke dalam kisah tragis Ben, seorang pejuang yang melawan makhluk raksasa bernama Titan, dan Lara, gadis dengan kekuatan bintang yang mengorbankan segalanya demi melindungi dunia. Namun, rahasia dari 2000 tahun yang lalu ternyata bukan hanya kisah lama-takdir Brenda terikat erat dengan mereka.

Aelina harus menggali kebenaran di balik pesan itu, bahkan jika itu berarti mempertaruhkan hidupnya sendiri. Apa yang sebenarnya terjadi ribuan tahun lalu? Dan bisakah cinta dan pengorbanan mereka mematahkan kutukan yang telah bertahan selama berabad-abad?
All Rights Reserved
Table of contents
Sign up to add 2,000 Years [END] to your library and receive updates
or
#117jangwonyoung
Content Guidelines
You may also like
Black Out III by Alya_M24
17 parts Complete
"Ini mati listrik yang... luar biasa..." -Sungwoon- "Apa ini perbuatan alien?!" -Minhyun- "Kenapa kalian begitu histeris?" -Jaehwan- "Apa dia masih hidup?" -Woojin- "Tidaaak!!!" -Seongwoo- "Tidak! Aku buta!" -Daniel- "Tubuhnya tidak bergerak sama sekali, merespons juga tidak!" -Guan Lin- Sungguh malam Minggu yang hebat. Dalam benak kami terlukis sebuah pemandangan indah di malam Minggu, meski para jomblo konon menderita pada malam tersebut oleh kutukan yang terkadang sulit dicabut itu. Malam ini berbeda 180 derajat, tak pernah seumur hidupku terbayang akan malam menakjubkan ini. Kalangan yang takut akan malam ini tak hanya kami yang masih lajang, mereka-mereka yang sedang menjalani hubungan pun tak akan absen dalam memproduksi jeritan. Apa hanya jeritan? Mungkin air mata pun ikut serta. Beruntung sekali diriku masih waras setelah mengarungi malam yang panjang ini. Hanya rembulan dan cahaya ponsel sebagai alat bantu kami dalam petualangan di kegelapan. Kisah yang tertuang pada malam ini benar-benar di luar nalar. Siapa sangka berdiam di dalam rumah itu aman? Siapa sangka yang tadinya kawan bisa menjadi musuh? Siapa sangka yang baru saja tersenyum tulus tiba-tiba menancapkan pisau ke dada kita satu detik kemudian? Siapa sangka orang yang satu menit lalu berbincang bersama kita, satu menit kemudian ia ditemukan sudah terkapar di lantai dengan tubuh bersimbah darah? Bahkan seorang peramal pun tak akan sanggup menerawang perihal untaian kejadian malam ini dengan tepat. Hanya Tuhan yang tahu akan misteri itu. Di sini kami melewati malam ini dengan mempertahankan nyawa. Aku dan kumpulan lelaki tersebut sungkan tak sungkan harus ikut menyumbangkan cerita kami untuk malam ini, atau mungkin menyumbangkan jiwa dan raga? Tak ada yang tahu. -Sua (Reader/OC)- *CERITA MENGANDUNG KEKERASAN. MOHON UNTUK TIDAK DITIRU.
Maiden of Forsaken Tears [GI Fanfiction] by artemisglasshouse
17 parts Ongoing
DISCLAIMER: Karakter dan latar asli yang terlibat adalah milik Hoyoverse. Penulis semata membuat karya fanfiksi menggunakan karakter-karakter dan latar yang terkait. ------------------------------- MAIDEN OF FORSAKEN TEARS [Bagian pertama dari serial fanfiksi Genshin Impact: Fables From The Ocean Depth] Canon-Divergence AU - Fantasy - Slowburn Romance Main pairing: Neuvillette x Furina Content Warning: violence, graphic depiction of injury and torture, suicide, angst, out of character, twisted depiction of love, heavy deformation and deconstruction of Teyvat's lore. ---***--- Satu setengah tahun setelah ramalan banjir berlalu, Fontaine dihadapkan kembali dengan cobaan. Para Hilichurl mendadak gelisah dan menjadi agresif. Para penyamun harta menggila setelah memasuki sebuah goa misterius di kaki pegunungan. Bersamaan dengan itu, sebuah buku dongeng tanpa tuan ditemukan dan terus berpindah tangan. Isinya tentang kisah sebuah kastil terkutuk yang menyegel monster dari Ketiadaan. Selembar peta tua dari Fontaine era lama terselip di antara halamannya. Mungkin, jawaban dari kesulitan mereka ada di sana. Kebetulan, buku misterius itu jatuh ke tangan Furina. Tak perlu waktu lama hingga ia terseret kembali dalam jerat benang nasib yang tak pernah terlalu ramah kepadanya. ▪︎ "Aku yakin ... kau tahu kutukan seperti apa yang ditanamkan kepada para dewa pelayan Sang Purbakala." "... Untuk mencintai umat manusia hingga hancur berkeping-keping, hingga nyawa dan raga terkoyak menjadi serupa serpihan debu?" Dia tersenyum dingin. Mahligai tempatnya pernah terlelap dan terlahir merebakkan ratapan-ratapan merana dari dunia yang binasa. "Juga," bisiknya sehalus kabut. "... untuk diremukkan oleh munajat penuh serakah mereka, hingga tak tersisa apapun dari sumsum dan belulangmu selain keabadian yang sepi dan penuh luka." ------------------------ Fanfiction by Carnatiaphierone Art Cover by Lla Luniee (FB) [Strictly do not plagiarize or steal the work INCLUDING the art]
You may also like
Slide 1 of 9
Black Out III cover
SANDRAKA  cover
Throne Of Desire | Hyunlix Completed✔️ cover
Maiden of Forsaken Tears [GI Fanfiction] cover
Fangs And Fur cover
Unforgettable (𝐄𝐍𝐃) cover
Heartless cover
String of Fate: Treasure Harem Antology cover
A Million Sense cover

Black Out III

17 parts Complete

"Ini mati listrik yang... luar biasa..." -Sungwoon- "Apa ini perbuatan alien?!" -Minhyun- "Kenapa kalian begitu histeris?" -Jaehwan- "Apa dia masih hidup?" -Woojin- "Tidaaak!!!" -Seongwoo- "Tidak! Aku buta!" -Daniel- "Tubuhnya tidak bergerak sama sekali, merespons juga tidak!" -Guan Lin- Sungguh malam Minggu yang hebat. Dalam benak kami terlukis sebuah pemandangan indah di malam Minggu, meski para jomblo konon menderita pada malam tersebut oleh kutukan yang terkadang sulit dicabut itu. Malam ini berbeda 180 derajat, tak pernah seumur hidupku terbayang akan malam menakjubkan ini. Kalangan yang takut akan malam ini tak hanya kami yang masih lajang, mereka-mereka yang sedang menjalani hubungan pun tak akan absen dalam memproduksi jeritan. Apa hanya jeritan? Mungkin air mata pun ikut serta. Beruntung sekali diriku masih waras setelah mengarungi malam yang panjang ini. Hanya rembulan dan cahaya ponsel sebagai alat bantu kami dalam petualangan di kegelapan. Kisah yang tertuang pada malam ini benar-benar di luar nalar. Siapa sangka berdiam di dalam rumah itu aman? Siapa sangka yang tadinya kawan bisa menjadi musuh? Siapa sangka yang baru saja tersenyum tulus tiba-tiba menancapkan pisau ke dada kita satu detik kemudian? Siapa sangka orang yang satu menit lalu berbincang bersama kita, satu menit kemudian ia ditemukan sudah terkapar di lantai dengan tubuh bersimbah darah? Bahkan seorang peramal pun tak akan sanggup menerawang perihal untaian kejadian malam ini dengan tepat. Hanya Tuhan yang tahu akan misteri itu. Di sini kami melewati malam ini dengan mempertahankan nyawa. Aku dan kumpulan lelaki tersebut sungkan tak sungkan harus ikut menyumbangkan cerita kami untuk malam ini, atau mungkin menyumbangkan jiwa dan raga? Tak ada yang tahu. -Sua (Reader/OC)- *CERITA MENGANDUNG KEKERASAN. MOHON UNTUK TIDAK DITIRU.