Kawaii Neko (Jaeri Siyu/Onyu)
  • Reads 890
  • Votes 113
  • Parts 4
  • Reads 890
  • Votes 113
  • Parts 4
Ongoing, First published Dec 07, 2024
Ada dua orang pemuda yang menemukan kucing di sebuah tong sampah, akhirnya mereka pungut. Tetapi kucing itu bisa berubah menjadi manusia tanpa mereka duga.



⚠️Warning⚠️

-bxb
-Sion seme Yushi uke
-Jaehee seme Riku uke
-Hybrid (tapi authornya gaterlalu paham soal hybrid :) bisa dikomen aja ya kalau salah)
-jangan salpak
All Rights Reserved
Sign up to add Kawaii Neko (Jaeri Siyu/Onyu) to your library and receive updates
or
#4jaeri
Content Guidelines
You may also like
Hated for love [Jaeri] by Aerylluna
9 parts Ongoing
"Aku tahu kamu nggak akan pernah menyukaiku, Jaehee. Tapi aku nggak akan berhenti mencintaimu dan mengejarmu, meski seluruh dunia membenciku karena itu." . . . "Apa sih lo, Riku?!" bentak Jaehee keras, nadanya tajam seperti pisau. Riku terpaku, mulutnya setengah terbuka, tidak siap dengan reaksi itu. "Lo ngapain sih ngikutin gue?!" lanjut Jaehee, kali ini lebih keras, suaranya bergetar oleh amarah. "Lo penguntit, ya?! Apa lo nggak ngerti kalau gue nggak mau deket-deket sama lo?!" Beberapa orang yang sedang berbelanja mulai melirik ke arah mereka, sebagian bahkan berhenti untuk melihat lebih jelas. "Jaehee... aku cuma-" Riku mencoba bicara, tapi suara Jaehee memotongnya dengan teriakan yang lebih lantang. "Gue udah bilang gue nggak suka sama lo, kan?! Gue normal, Riku! NORMAL! Lo ngerti nggak?! Gue nggak bakal pernah suka sama lo!" Riku berdiri terpaku, tubuhnya seakan tidak mampu bergerak. Ia menunduk, hatinya perih begitu mendengar kata-kata Jaehee yang begitu jelas menolaknya di depan semua orang. Napasnya terasa terhenti, sesak, dan hampir tak bisa keluar. Setiap tatapan orang di sekitarnya seperti duri yang menusuk, membuatnya semakin sulit untuk mengatasi rasa malu dan sakit yang menyelimuti hatinya. Namun, senyum tipis muncul di wajahnya. Ia mendongak, menatap Jaehee yang masih berdiri di sana, tatapan mereka bertemu. Suaranya pelan, namun terdengar jelas di tengah keheningan yang tidak nyaman. "Iya, aku tau. aku yang paling tau itu." Jaehee tetap diam, ekspresinya tidak berubah, hanya menatapnya dengan dingin. ----- Penasaran? Kuy baca ajaa~~ Ga suka? Yaudah, skip aja~ But just a heads-up, this is an angst story. Prepare your heart, okay? ⚠️ Warning: Cerita ini murni pemikiranku. Bagi yang mau plagiarisme, hus husss sana jauh-jauh! ⚠️
You may also like
Slide 1 of 10
Hated for love [Jaeri] cover
Not Strong Enough : Transmigration Story cover
Hasrat Liar 21+ cover
Nestapa [END] cover
DoWoo one shot/two shot cover
OUR STORY cover
The Color | Jaeyu ✔ cover
Transmigrasi : 𝕬𝖑𝖙𝖆 𝕵𝖆𝖞𝖊𝖓𝖉𝖗𝖆 𝕭𝖎𝖒𝖆𝖓𝖙𝖆𝖗𝖆 cover
Mine [Completed]✓ cover
Menantu Vs Mertua cover

Hated for love [Jaeri]

9 parts Ongoing

"Aku tahu kamu nggak akan pernah menyukaiku, Jaehee. Tapi aku nggak akan berhenti mencintaimu dan mengejarmu, meski seluruh dunia membenciku karena itu." . . . "Apa sih lo, Riku?!" bentak Jaehee keras, nadanya tajam seperti pisau. Riku terpaku, mulutnya setengah terbuka, tidak siap dengan reaksi itu. "Lo ngapain sih ngikutin gue?!" lanjut Jaehee, kali ini lebih keras, suaranya bergetar oleh amarah. "Lo penguntit, ya?! Apa lo nggak ngerti kalau gue nggak mau deket-deket sama lo?!" Beberapa orang yang sedang berbelanja mulai melirik ke arah mereka, sebagian bahkan berhenti untuk melihat lebih jelas. "Jaehee... aku cuma-" Riku mencoba bicara, tapi suara Jaehee memotongnya dengan teriakan yang lebih lantang. "Gue udah bilang gue nggak suka sama lo, kan?! Gue normal, Riku! NORMAL! Lo ngerti nggak?! Gue nggak bakal pernah suka sama lo!" Riku berdiri terpaku, tubuhnya seakan tidak mampu bergerak. Ia menunduk, hatinya perih begitu mendengar kata-kata Jaehee yang begitu jelas menolaknya di depan semua orang. Napasnya terasa terhenti, sesak, dan hampir tak bisa keluar. Setiap tatapan orang di sekitarnya seperti duri yang menusuk, membuatnya semakin sulit untuk mengatasi rasa malu dan sakit yang menyelimuti hatinya. Namun, senyum tipis muncul di wajahnya. Ia mendongak, menatap Jaehee yang masih berdiri di sana, tatapan mereka bertemu. Suaranya pelan, namun terdengar jelas di tengah keheningan yang tidak nyaman. "Iya, aku tau. aku yang paling tau itu." Jaehee tetap diam, ekspresinya tidak berubah, hanya menatapnya dengan dingin. ----- Penasaran? Kuy baca ajaa~~ Ga suka? Yaudah, skip aja~ But just a heads-up, this is an angst story. Prepare your heart, okay? ⚠️ Warning: Cerita ini murni pemikiranku. Bagi yang mau plagiarisme, hus husss sana jauh-jauh! ⚠️