Mundus Occultus

Semuanya dimulai dengan penglihatan.

Awalnya, hanya bayangan kabur di sudut matanya-sekelebat warna merah yang bergerak tanpa bentuk. Hari demi hari, garis-garis itu semakin jelas. Aliran, denyut, dan ritme yang tak pernah ia pahami sebelumnya mulai memenuhi pandangannya. Itu bukan hanya halusinasi. Tubuhnya merasakan sesuatu yang berubah, sesuatu yang tidak pernah ada sebelumnya.

Hingga suatu malam, dunia di sekitarnya runtuh.

Ia terbangun di tengah hutan yang sunyi, dengan udara yang dingin menusuk kulit. Namun, di atas langit yang gelap, dua bulan bersinar terang. Bukan bumi. Napasnya terhenti, dan tubuhnya gemetar oleh ketakutan yang asing.

Langkah kakinya bergema saat ia mencoba melarikan diri, hanya untuk menemukan dunia yang tak pernah ia bayangkan. Para pejalan dengan jubah panjang mengendalikan api hanya dengan lambaian tangan. Pedang bercahaya yang melawan makhluk-makhluk hitam yang menjerit. Dan, untuk pertama kalinya, ia melihat kekuatannya sendiri: aliran darah yang menari di udara sesuai kehendaknya.

Tapi ada sesuatu yang lebih besar, lebih menakutkan, menunggunya di dimensi ini. Sebuah suara berbisik dalam bayangan:

"Kedatanganmu bukan kebetulan. Kau dipanggil untuk menyelesaikan apa yang telah dimulai."