Tumpuan Tiga Generasi
  • Reads 47
  • Votes 4
  • Parts 16
  • Reads 47
  • Votes 4
  • Parts 16
Ongoing, First published Dec 13, 2024
Hidup memang tidak mudah, lebih lagi jika kalian termasuk Generasi Sandwich. Lebih dari sekedar roti lapis. Kisah tentang kekuatan, ketangguhan, dan cinta yang tak terukur. Beban di pundak semakin berat, sama halnya harapan yang kian melambung. 

Tetap tangguh dan berani ambil resiko adalah jalan ninja. Sebab tidak ada proses yang mengkhianati hasil dan setiap masalah pasti ada solusinya. 

Jangan pernah menyerah sampai kamu mendapat senyum terindah dari rumah singgah. Ya, keluarga ibarat harta karun yang amat berharga. Mereka adalah penyeimbang dan pemberi makna dalam kehidupan yang tak tergantikan. Mereka adalah penyemangat kala hidup terasa berat.


Kartini ~ Revanka Arselyn ~ Ira Nur ~ Nana Diana ~ Alya ~ Lovana ~ Na'ifah ~ Aqueila ~ Yaya ~ Hikmatul Ainiyah ~ Salwa Hamidah ~ Pipin Azki Maida ~ Nia ~ Olinvia ~ Nanda ~ Rizky Syawbrina
All Rights Reserved
Sign up to add Tumpuan Tiga Generasi to your library and receive updates
or
#148antologi
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 9
HANTU PENJARA SUCI [TAMAT] cover
Story's Quotes cover
The Best Imam [Haikyuu Religi] Season 2 End✓ cover
Dangerous Obsession Figuran (Revisi) cover
jeno-yaa cover
Until We Meet Again cover
Duniaku cover
hot short story cover
OWNED BY CRUEL MAFIA  cover

HANTU PENJARA SUCI [TAMAT]

29 parts Complete

Pesantren dikenal sebagai tempat mencari ilmu yang kental akan nilai agama, kedisiplinan dan peraturannya. Di samping itu, banyak hal yang tidak diketahui masyarakat luar tentang pesantren, salah satunya adalah gangguan makhluk halus yang kerap kali terjadi di kalangan santri dan itu sudah menjadi hal lumrah bagi mereka. Perkenalkan, namaku Zidan Abdurrahman, aku memiliki saudara kembar yang bernama Zaid Abdillah. Cara membedakan kami sangat mudah, kulitku berwarna putih cerah sedangkan Zaid berwarna sedikit gelap. Satu lagi perbedaan kami, Zaid diberi kelebihan oleh Tuhan untuk bisa melihat mereka yang tak kasat mata. Begitu lulus sekolah dasar, orang tua kami sepakat untuk menyekolahkan kami di sebuah pesantren bernama Al-Barkah yang berada di Sukabumi dan tentu saja kami menolak karena setahu kami pesantren adalah tempat dibuangnya anak-anak nakal, belum lagi kami harus berpisah dengan orang tua tapi mau bagaimana lagi, sekarang kami sudah berada ditempat ini dengan menyandang predikat SANTRI. Disinilah semuanya dimulai