Pada suatu hari yang cerah, Alana dan Slisca menikmati suasana riang di sebuah pameran penuh warna, di mana sinar matahari menari-nari di antara awan dan aroma manis gula-gula bercampur dengan tawa anak-anak. Mereka berjalan melewati kerumunan, tertawa bersama, dan mencoba berbagai wahana, merasakan kebebasan seperti burung yang baru keluar dari sangkar. Namun, ketika matahari mulai terbenam dan senja menggantung di ufuk barat, mereka memilih pulang melalui jalanan yang sepi. Keheningan malam yang tenang berubah mencekam saat seorang preman muncul dari balik bayang-bayang gelap, merampas kalung dan gelang mereka dengan ancaman. Teriakan mereka hilang ditelan sepi, namun Alana, meski terjatuh, bangkit dengan tekad kuat. Berlari secepat kilat, dia bertekad mendapatkan kembali barang berharga mereka, menghadapi malam dengan keberanian yang tak tergoyahkan.
Sebagai orang luar, Joana seharusnya hanya menjalani hidupnya tanpa memengaruhi alur utama. Dan ya, Joana memang tidak berniat merusak cerita yang telah ditulis oleh penulis.
Namun, tanpa Joana sadari dengan kehadiran jiwanya yang memasuki raga dari seorang figuran yang berperan sebagai sahabat dari antagonis lelaki sudah dapat menjadi awal mula rusaknya alur cerita.
Mampukah Joana tetap mempertahankan niatnya untuk tidak mencoba melawan arus dari cerita yang telah ditetapkan?
***
Highest Rank:
#1 antagonis 8/1/25
#2 transmigrasi 10/1/25
#1 figuran 10/1/25
#1 dunianovel 10/1/25
#2 fantasi 11/1/25
#1 teen 12/1/25
#4 baper 12/1/25
#10 fiksiremaja 12/1/25
#4 acak 12/1/25
#1 sekolah 14/1/25
#1 novel 14/1/25
#2 Isekai 23/1/25
#12 fantasy 1/2/25
Start: 6 Januari 2025
Finish: -
Mentahan sampul by Pinterest