BURNING SUFFERING

BANG! BANG! BANG!

Tembakan menembus udara malam, seluruh anak buah musuh tergeletak tak berdaya. Luzio segera memasuki markas musuhnya diiringi anak buahnya. Suasana mencekam, udara disekitarnya terasa menyesakkan saat Luzio melangkah masuk.

"BAJINGAN!!! AKU AKAN MEMASTIKAN KAU MEMBAYAR MAHAL KARENA SUDAH BERANI MENYENTUH MILIKKU!!!"

Teriakan Luzio menggema di gedung yang dipenuhi darah itu, musuhnya perlahan mundur sambil menodongkan pistolnya ke arah Luzio namun sorot matanya terlihat sangat ketakutan.

"Kau pantas mendapatkan itu Luzio! Seharusnya aku langsung membunuh istri mu saat itu!" Ucap pria itu dengan tawa mengejek.

Hal ini semakin mengobarkan amarah Luzio, dengan cepat Luzio menembak kakinya lalu menembak tangannya hingga laki-laki itu terjatuh tak berdaya, jeritan kesakitan pria itu bagaikan musik di telinga Luzio.

"Aku akan membakar seluruh perusahaanmu! Setelah itu, aku akan membuatmu merasakan sakitnya saat api perlahan memakanmu hidup-hidup!" Sebuah janji yang mengerikan dengan tekad di wajah Luzio.

Dia memerintahkan semua anak buahnya untuk membakar seluruh perusahaan musunya, tawa Luzio menggelegar saat menatap wajah putus asa pria itu saat ia membakar semua miliknya.

"Kau telah berani menyentuh istriku. Aku akan membuat mu berharap tidak pernah di lahirkan."

Setelah semua perusahaan pria itu terbakar, ia langsung membawa pria itu ke hutan, mengikat pria itu di pohon lalu memerintahkan anak buahnya membakar hutan secara serentak menggunakan helikopter. Kekacauan terjadi di negara ini, kebakaran hutan itu menggemparkan dunia, bahkan terjadi pemadaman listrik besar-besaran di hampir seluruh tempat di negara ini.

Luzio berdiri di atas gedung, memperhatikan kekacauan yang ia timbulkan. Baginya ini belum cukup, semua orang harus tahu akibat dari menyentuh istrinya.

"Tidak ada yang tersisa jika mereka berani menyentuh milikku! Aku akan memastikan semua orang tahu konsekuensinya!" Dia mengepalkan tangan, air mata mengalir di pipinya.