"Dan alasan ketiga?" tanya Lisa sambil meletakkan tangannya di pinggul Jennie.
Jennie tertawa, bahunya bergetar. Suara tawanya menggema di seluruh rumah Lisa, membuat kedua kucing di atas tangga bergerak dan menjulurkan leher mereka untuk melihat Jennie yang tertawa lebih jelas. Pemandangan yang indah.
"Kau mau aku menunjukkannya atau aku ceritakan saja?" tanya Jennie dengan nada main-main.
Lisa merenung sejenak. Tanpa sadar ia mengunyah dinding mulutnya.
"Bagaimana kalau kita buat kesepakatan?" tanyanya. "Ceritakan padaku sebuah kisah, dan jika itu kisah yang cukup bagus, aku akan menunjukkan sesuatu kepadamu. Bagaimana menurutmu, Jennie Kim?"
Jennie mengangkat sebelah alisnya dan bertanya, "Mengapa aku merasa seperti kamu mengguruiku dengan caramu menyebut namaku sekarang?"
"Jadi, ini bukan kesepakatan?" jawab Lisa, tampak puas. Namun, senyum menyeringai tersungging di sudut mulutnya.
"Baiklah. Setuju," kata Jennie.
CATATAN :
Ini bukan karya saya, saya hanya menerjemahkan ke bahasa Indonesia.
WAKTU satu kata sederhana namun tidak mampu dibeli dengan harga, tidak ada yang mampu memutar waktu, baik buruknya di waktu yang lalu, hanya bisa dijadikan kenangan dan pembelajaran.
Namun tidak sedikit yang berharap agar waktu cepat berlalu, waktu berlalu terasa membelenggu, membuat mereka yang terbelenggu harus menghadapi antara dua pilihan, berjuang atau menyerah?
Jika berjuang pun belum tentu mendapatkan hasil yang baik, bukankah menyerah menjadi pilihan terbaik?
G!P story⚠️
All pict credits from Pinterest