Aqeela Rain Ameira, gadis periang yang memiliki trauma mendalam terhadap hujan setelah kehilangan adiknya dalam sebuah kecelakaan. Setiap kali hujan turun, ingatan akan adiknya yang pergi terlalu cepat kembali menghantuinya, membuatnya merasa cemas dan takut. Hujan, bagi Aqeela, bukan hanya simbol cuaca, tapi juga kenangan pahit yang sulit dihindari.
Alrescha Fattah Samudra, laki-laki yang menyimpan trauma besar terhadap laut setelah kehilangan ibunya dalam kecelakaan laut. Laut yang luas dan tenang justru menjadi pengingat akan rasa takut dan kehilangan yang mendalam. Meskipun berusaha menghadapinya, setiap kali Fattah mendekati laut, bayangan ibunya yang hilang selalu mengintainya, menyisakan kekhawatiran yang tak mudah diatasi.
"Gue bisa jadi payung lo ketika lo takut hujan, Lo bisa peluk gue ketika petir dan hujan datang bersamaan, gue akan selalu ada di samping lo, Qel" kata Fattah dengan lembut sambil menatap Aqeela
Aqeela mengangguk pelan, matanya lembut. "Gue juga akan jadi ombak yang ngebawa lo ke pantai, ketika lo takut laut."
Fattah tersenyum, lalu melanjutkan dengan penuh keyakinan, "Kita hadapin bersama selagi kita masih punya satu sama lain"
Cerita ini sepenuhnya merupakan hasil dari pemikiran dan imajinasi penulis. Jika ada kesamaan dalam tokoh, tempat, atau elemen lain, itu murni kebetulan.
Selamat membaca.
Raya, siapa yang tidak mengenal nama itu? Gadis yang dikenal dengan seribu julid nya. Namun orang-orang hanya mengenalnya dari luar, siapa sangka gadis yang di kenal dengan mulut lemes itu juga bisa menjadi seorang soft mother?
Kean, pemuda playboy yang sedang berusaha merubah sikapnya agar tidak di pandang buruk oleh keluarnya. Namun, setelah mengenal seorang perempuan yang dikenal dengan 'Single parent', akankah usahanya untuk berubah akan berhasil?