Di kota yang tak pernah tidur, di bawah cahaya lampu kota yang memancar, Jema berlari mengejar bayang-bayang cintanya. Matanya terpaut pada Aiden, sosok yang selalu menjadi impian dan harapannya. Namun, Aiden tidak pernah memandangnya lebih dari sekadar teman atau lebih parahnya seorang pengganggu.
Sementara itu, di baliknya, berdiri pria bernama Galen. Dia menyukai Jema dengan tulus, namun cintanya tidak pernah terlihat. Galen mengikuti Jema ke mana pun, berharap suatu hari nanti gadis itu akan membalas perasaannya. Namun, Jema terlalu sibuk mengejar cinta yang tidak berbalas.
Suara sepatu Jema berderak di atas trotoar, semakin cepat mengejar Aiden yang semakin menjauh. Galen mengikuti dari belakang, hatinya terluka melihat Jema terus mengejar cinta yang tidak pernah membalasnya.
"Jema, tunggu!" teriak Galen, namun suaranya tenggelam dalam keriuhan kota.
Apakah Jema akan pernah menyadari cinta Galen? Ataukah dia akan terus mengejar cinta yang tidak berbalas?