Alya Zahira pernah begitu percaya pada cinta-hingga kepercayaan itu hancur berkeping-keping. Janji manis yang dulu ia yakini ternyata hanya ilusi. Ia ditinggalkan, dilukai, hingga akhirnya memilih menjauh. Menjauh dari semua yang berlabel cinta, dan mendekat pada satu-satunya Zat yang tak pernah mengecewakan: Allah.
Di pesantren, di atas sajadah, Alya berjuang menyembuhkan hati yang penuh luka. Ia belajar bahwa tidak semua yang kita inginkan adalah yang terbaik, dan tak semua yang hilang adalah kehilangan. Sebab sering kali, apa yang Allah ambil adalah untuk memberi yang lebih baik.
Hingga suatu hari, takdir mempertemukannya dengan Rafi Alfaridzi-lelaki yang datang bukan dengan rayuan, tapi dengan adab. Bukan dengan tatapan yang menawan, tapi dengan doa yang diselipkan di setiap sujud malamnya. Lelaki yang tak ingin sekadar memiliki, tapi juga membimbing dan menjaga.
Namun jalan menuju cinta yang halal tidak pernah mudah. Ada trauma masa lalu yang harus disembuhkan, ada ujian keluarga, ada perbedaan cara pandang, dan ada kerikil-kerikil kecil yang menguji kesabaran mereka.
Di titik paling rapuh, Alya akhirnya sadar:
"Cinta sejati bukan tentang siapa yang paling membuat kita berdebar, tapi siapa yang paling membuat kita mendekat kepada Allah."
Karena saat manusia mengecewakanmu, Allah sedang menulis takdir yang jauh lebih indah dari semua yang pernah kamu bayangkan.