Di jantung kota yang penuh gemerlap, hiduplah seorang pemuda pemberontak bernama Dalvie Marcello. Ia adalah anggota geng motor yang terkenal dengan keberaniannya dalam balapan liar. Suatu hari, ia mendengar kabar tentang seorang pria kaya raya yang juga seorang pembalap ulung. Tanpa ragu, ia menantang pria kaya itu dalam sebuah balapan sengit.
Ia tidak tahu bahwa pria kaya itu, ternyata berasal dari keluarga keturunan mafia legendaris dari sisilia. Pertandingan pun dimulai, dipenuhi adrenalin dan semangat juang yang tinggi. Namun, nasib berkata lain. Dalvie harus mengakui kekalahannya.
Dengan berat hati, ia mengajukan sebuah pertanyaan kepada lawannya, "Apa yang kau inginkan sebagai imbalan atas kemenanganmu?". Jawaban pria tersebut sangat mengejutkan bahwasanya, dia harus menjadi miliknya beserta kesebelas saudaranya.
Sejak saat itu, kehidupannya berubah drastis. Ia harus menghadapi kenyataan pahit bahwa dirinya kini berada di bawah kendali keluarga mafia. Konflik batin pun mulai menggerogoti dirinya. Di satu sisi, ia harus menerima kenyataan pahit ini. Di sisi lain, semangat juang dan rasa pemberontak dalam dirinya terus menyala.
Hanya Aira Aletta yang mampu menghadapi keras kepala, keegoisan dan kegalakkan Mahesa Cassius Mogens.
"Enak banget kayanya sampai gak mau bagi ke gue, rotinya yang enak banget atau emang gara - gara dari orang special?" Mahes bertanya sambil menatap tepat pada mata Aira.
"Eh.. Tuan mau?" Aira mengerjapkan matanya.
"Mau, gue mau semuanya!" Mahes merebut bungkusan roti yang masih berisi banyak, kemudian langsung membawanya pergi. Aira reflek mengejar Mahes.
"Tuan kok dibawa semua? Aira kan baru makan sedikit," Aira menatap Mahes dengan raut memelas.
"Mulai perhitungan ya lo sekarang sama gue."
"Enggak kok, tapi kan rotinya enak, Aira masih mau lagi," Aira berkata dengan takut-takut.
"Ga boleh!" Mahes langsung melangkahkan kakinya ke arah tangga menuju kamarnya. Aira langsung cemberut menatap punggung Mahes yang mulai jauh.
Cerita dengan konflik ringan