Ada sebuah legenda tentang Pulau Aruntem-pulau yang katanya penuh keajaiban, tapi juga bisa jadi sebuah kutukan. Konon, setiap orang yang hidup di sana akan saling terikat, selamanya. Orang-orang menyebutnya Cengkeram Aruntem. Mereka yang terjerat dalam cengkeram ini tidak bisa lepas, bahkan oleh kematian sekalipun. Takdir mereka abadi. Dan bagi yang mencoba melarikan diri dari pulau itu, hukuman datang dengan cara yang aneh-mereka akan mati tidak lama setelah pergi. Penyebabnya? Tidak ada yang tahu pasti. Jantung mereka tiba-tiba berhenti berdetak begitu saja. Namun, kematian itu berbeda. Bukan kematian yang menyeramkan, melainkan indah sekaligus ganjil. Tubuh mereka mengeras, seolah berubah menjadi batu pualam yang halus, abadi dalam keheningan. Itu bukan akhir. Itu adalah pintu menuju keabadian. Jiwa-jiwa yang terlepas dari tubuh mereka tidak benar-benar pergi. Mereka menjadi bagian dari Pulau Aruntem. Ada yang terlahir kembali sebagai pohon yang anggun di tengah hutan, ada yang menjadi angin sejuk yang berembus di tepian pantai, atau ombak yang terus-menerus menghantam karang. Beberapa jiwa memilih bentuk kehidupan lain-seekor kijang yang melintasi padang rumput, rusa yang bersembunyi di balik semak, atau bahkan kunang-kunang yang memancarkan cahaya lembut di malam hari, menerangi sudut-sudut gelap pulau itu. Pulau Aruntem hidup dari jiwa-jiwa ini, menjadikannya penuh keindahan sekaligus misteri. Setiap langkah di pulau itu adalah bagian dari siklus abadi-kehidupan, kematian, dan kelahiran kembali-mengikat mereka yang pernah menjejakkan kaki di sana menjadi bagian tak terpisahkan dari Aruntem, selamanya.All Rights Reserved
1 part