"Sebuah Wish List Bigdream yang harus terwujud di waktu yang tepat." ~ Marsya Agmaura Moana~
Marsya Agmaura Moana adalah seorang gadis desa yang penuh ambisi dan cita-cita. Sejak kecil, ia mencatat semua keinginannya dan menyebutnya sebagai BIG DREAM. Berasal dari keluarga sederhana dengan ayah dan ibunya yang berprofesi sebagai petani,kondisi ekonomi yang terbatas justru menjadi cambuk bagi Marsya untuk tidak menyerah pada keadaan.
Baginya, impian adalah kompas hidup. BIG DREAM bukan hanya sekadar daftar keinginan, tetapi juga janji pada dirinya sendiri bahwa ia akan berusaha keras untuk mewujudkannya satu per satu. Namun, jalan menuju impiannya tidak pernah mudah. Dalam perjalanannya, Marsya harus menghadapi banyak rintangan, keterbatasan ekonomi,dan keraguan dari orang sekitar, serta tekanan dari kegagalan yang kerap datang silih berganti.
Novel "Janji Untuk Mimpi" mengisahkan perjalanan Marsya dalam menghadapi pahitnya perjuangan. Dari air mata, kerja keras, hingga titik balik yang membuatnya bangkit, kisah ini menjadi simbol ketekunan seorang anak muda yang tak kenal menyerah. Dengan tekad kuat, janji pada diri sendiri, dan dukungan dari orang-orang terdekat, Marsya berkomitmen untuk mewujudkan setiap BIG DREAM-nya.
Namun, akankah perjuangan panjangnya berbuah manis? Apakah Marsya mampu membuktikan bahwa mimpinya bukan sekadar angan-angan?
"Janji Untuk Mimpi" adalah cerita inspiratif tentang harapan, perjuangan, dan keyakinan bahwa mimpi besar selalu layak diperjuangkan, meskipun harus melewati ribuan rintangan.
Zawil Arzendra adalah remaja cerdas yang menyimpan banyak misteri. Sebagai pewaris perusahaan terbesar di Jakarta, hidupnya telah digariskan-meneruskan kerajaan bisnis sang ayah. Tapi di balik semua itu, Zawil menyimpan mimpi yang tak pernah didukung siapa pun... bahkan oleh orang tuanya sendiri.
Sementara itu, Azura Xaviera, sahabat masa kecilnya, tumbuh menjadi gadis ambisius yang terlihat percaya diri dan berani mengambil risiko. Namun, tak ada yang tahu bahwa di balik senyum dan prestasinya, Azura hidup dalam bayang-bayang kakak-kakaknya. Ia terus dibandingkan, dituntut, bahkan tak diberi ruang untuk menjadi dirinya sendiri.
Zawil dan Azura saling memahami-dua jiwa yang terluka, saling menjadi tempat bernaung. Tapi waktu dan takdir memisahkan mereka. Zawil harus memilih warisan keluarganya, dan Azura harus bertahan seorang diri dalam dinginnya ekspektasi.
Kini, mereka kembali dipertemukan di bangku SMA. Rasa yang dulu pernah tumbuh masih tersisa, namun luka lama dan ambisi pribadi menghalangi segalanya.
Dalam pusaran cinta, impian, dan luka keluarga...
mampukah mereka melawan takdir? Atau harus kembali merelakan segalanya?