Angin itu datang lagi, membisikkan nada rindu yang tak pernah benar-benar hilang. Dalam setiap hembusannya, ia membawa aroma asin dari laut Losari, dengung doa dari masjid tua, dan kenangan tentang senyum seseorang yang pernah mengisi hatiku.
Aku, Arsyad, telah berlayar jauh dari Tanah Daeng, meninggalkan jejak-jejak kecil di lorong-lorong sempit Makassar yang dulu menjadi saksi awal mimpiku. Kota ini adalah penjara sekaligus pelarian, tempat aku mengejar ambisi sekaligus melupakan janji-janji yang kubuat di bawah pohon lontara. Namun, semakin jauh aku melangkah, semakin berat angin rindu itu menggulung langkahku.
Lalu datanglah surat itu. Sebuah undangan pulang dari masa lalu yang kusimpan rapat. Di dalamnya, ada kisah cinta yang kutinggalkan, ada keluarga yang menanti tanpa kepastian, dan ada tradisi yang memanggilku untuk pulang. Apakah cinta cukup kuat untuk menyatukan semua yang retak di antara kami?
Makassar memanggilku kembali, bersama angin yang tak lelah meniupkan ingatan tentang siapa aku dan apa yang kutinggalkan. Di antara langkah menuju kampung halaman, aku bertanya-tanya: jika aku kembali, akankah aku menemukan cinta yang dulu? Atau hanya luka yang lebih dalam?
Anging Mammiri, bawalah aku pulang. Biarkan aku menyelesaikan semua yang tak pernah benar-benar berakhir.
"Makassar bukan hanya kota, ia adalah napas, cinta, dan rindu yang menunggu untuk diceritakan kembali."
Nantikan kisahnya di Angin dari Tanah Daeng.
cerita pendek hot,harap bijak dalam membaca.
Semua tokoh dan gambar aku ambil foto di pinterest.
Dan maaf banyak typo dan kata kata yang kurang pas. Ini cerita pertamaku🙏🏻