Selama tiga dekade kehidupannya, ia sama sekali tidak pernah merasakan bagaimana rasanya jatuh cinta pada seseorang. Bahkan setelah sepuluh tahun memimpin sebagai Raja di kerajaannya, tidak ada yang berubah. Keinginannya untuk mencari seorang permaisuri atau selir dari kalangan bangsawan manapun sama sekali tidak pernah muncul. Dirinya terlalu terbenam dalam hiruk-pikuk politik, mengejar status dan kekuasaan tanpa henti. Namun, di tengah pencapaian puncak kekuasaannya, dirinya yang telah menaklukkan banyak puncak gunung demi bisa mencapai kedudukannya sekarang, tiba-tiba dipertemukan dengan seorang Gungnyeo, seorang gadis pelayan yang mampu menundukkan hatinya begitu saja? Hasrat ingin memiliki dan menyentuh gadis itu terus datang tanpa henti, hingga ia merasa tidak mampu lagi mengendalikan dirinya.
Ia selalu sadar konsekuensi apa yang akan menghampiri jika ia terus terjerat dalam hubungan terlarang ini, menyadari bahwa ia akan menghadapi gelombang konflik batin dan sosial di masa depan.