Tiara Astari, seorang murid berbakat, ditemukan tewas di ruang musik dengan surat bunuh diri di samping tubuhnya. Surat itu sederhana, tapi aneh: "Maaf, aku tidak tahan lagi."
Namun, bagi Nadia, Reza, Dimas, Salsa, dan Bayu, kematian Tiara terasa janggal. Mereka mulai menyelidiki tentang kematian Tiara, Namun saat penyelidikan mereka semakin dalam, berbagai ancaman mulai menghantui, pesan anonim, suara-suara misterius, dan bayangan yang terus membuntuti.
"Gue yakin ini bukan bunuh diri biasa," kata Reza, memandangi surat itu dengan alis berkerut. "Ada yang mau kita percaya ini cuma kecelakaan."
"Tapi siapa yang bakal ngelakuin ini ke Tiara?" tanya Salsa dengan suara gemetar. "Dia kan nggak pernah punya musuh..."
Rahasia demi rahasia terkuak, mengungkap sisi gelap yang tersembunyi di balik tembok Sekolah Nusa Jaya. Namun, semakin dekat mereka dengan kebenaran, semakin besar bahaya yang mengintai. Akankah mereka berhasil mengungkap misteri ini, atau justru menjadi korban berikutnya?
"Mungkin aku tak pernah mengerti apa artinya hidup jika tidak ada pelajaran di dalamnya."
Aku bahkan mulai kembali menulis setelah sekian lama karena tidak pernah ada yang selesai. Kau tahu mengapa? Karena aku tidak mendapat dukungan. Maksudku, aku merupakan orang yang mudah menyerah, bahkan sampai tak mau melakukannya lagi. Namun, ada satu hal yang membuatku kembali semangat melakukannya lagi. Ialah inspirasi. Ya, semenjak aku menemukan beberapa orang yang membuatku sangat terinspirasi. Alasan ini mungkin sedikit menyebalkan dan terkesan tidak penting. Namun pada kenyataannya, hal itu bisa menumbuhkan kembali semangatku untuk kembali menulis.
Maka dari itu ..., perkenalkan, namaku Anto Harlianto, dan HARIRI adalah nama penaku. Di sini aku akan mempersembahkan karya kecilku yang mungkin akan menjadi besar bagi siapa pun yang menghargainya.