"Aku selalu ada buat kamu, Kirana," ujar Raka Dewa Mahendra dengan penuh perhatian, matanya menatap dalam, seolah ingin mengirimkan kekuatan pada kekasihnya yang tengah berjuang dalam diam.
"Aku tahu, tapi kenapa kamu juga peduli pada Alindra?" Kirana Chandra Widyastuti bertanya dengan raut wajah yang sulit disembunyikan. Perasaan cemburu yang tak pernah ia tunjukkan, kini menguasai dirinya. "Kenapa aku merasa ada yang hilang ketika kamu lebih peduli padanya?"
"Maaf," jawab Raka, suara lembutnya seakan menyiratkan ketidakberdayaan. Tapi dalam diam, hatinya terbelah, tak tahu harus memilih siapa di antara mereka yang lebih ia utamakan.
---
"Gue akan selalu membuat Lo bahagia, walaupun Lo punya pacar yang bodoh itu," ucap Arjuna Wijaya Nata dengan tatapan yang penuh makna, meskipun kata-katanya terdengar santai. Matanya tetap tajam, menggambarkan perasaan yang tak bisa ia sembunyikan.
"Maksud lo apa, hah?" Kirana menantang, suaranya keras, namun dengan senyum nakal yang tak bisa dipadamkan. "Dia itu pintar, baik, ganteng, dan sayang banget sama gue, gak ada yang lebih baik dari dia."
Arjuna hanya tersenyum, tahu betul bahwa kata-kata Kirana hanya merupakan pertahanan diri. Meski begitu, di dalam hatinya, dia tak bisa berhenti ingin melindungi gadis yang tak pernah ia duga akan menjadi begitu berarti baginya.
---
"Aku gak mau persahabatan aku hancur gara-gara kamu terlalu peduli sama aku, Raka," kata Alindra Wira Kusuma dengan mata yang tak lagi menyembunyikan rasa khawatir. Dia takut, persahabatan mereka yang sudah terjalin lama ini bisa hancur hanya karena satu perasaan yang tak bisa ia kendalikan.
"Gue gak bisa berhenti peduli sama Lo, Alin. Itu hanya gue yang tahu," jawab Raka, dengan suara yang begitu tulus. Keputusan untuk peduli pada Alindra bukanlah hal yang mudah, tapi dia tak bisa mengabaikan perasaan itu, meski tahu betapa rumitnya situasi ini.
"Tapi itu buat Kirana cemburu," jawab Alindra, menatap Raka dengan tatapan yang penuh kekhawatiran.