Pembukaan
Zella adalah seorang gadis yang dikenal ceria dan penuh percaya diri, tetapi jauh dari kehidupan religius yang seharusnya mencerminkan keluarganya. Meski lahir dari keluarga yang Islami, Zella lebih sering menghabiskan waktu dengan teman-temannya di luar rumah daripada mengikuti kegiatan keagamaan. Hal ini sering membuat ibunya khawatir, terlebih karena keluarga mereka sangat menjaga nilai-nilai agama.
Di sisi lain, Zaidan adalah gambaran sempurna dari seorang anak yang taat. Ia dibesarkan dalam keluarga yang sama-sama mengutamakan agama, namun Zaidan memilih untuk mendalaminya lebih jauh. Hari-harinya diisi dengan kegiatan di masjid, belajar, dan membantu orang-orang di sekitarnya. Sosoknya yang tenang dan rendah hati membuat banyak orang menghormatinya.
Kedua keluarga ini sudah lama bersahabat, sering menghabiskan waktu bersama, dan saling mendukung. Hingga suatu hari, orang tua mereka berbicara tentang keinginan untuk menjodohkan Zella dan Zaidan.
"Aku yakin, Zaidan bisa membimbing Zella ke jalan yang lebih baik," kata ayah Zella kepada istrinya.
Sementara itu, Zaidan hanya bisa tersenyum mendengar keputusan orang tuanya. Meski merasa tanggung jawab ini besar, ia percaya bahwa semuanya sudah menjadi takdir yang harus dijalani.
Namun bagi Zella, kabar ini seperti petir di siang bolong. "Kenapa harus aku? Dan kenapa Zaidan?" tanyanya dengan nada protes. Bagi Zella, Zaidan adalah pria yang terlalu serius dan terlalu religius, berbeda jauh dari dunianya.
Di sinilah perjalanan Zella dan Zaidan dimulai, sebuah kisah yang akan menguji kesabaran, keimanan, dan kemampuan mereka untuk menerima satu sama lain.