Lawan Sekubu

Saskara adalah sosok yang sempurna dalam kesendiriannya-dingin, tajam, dan tak tergoyahkan. Baginya, emosi adalah kelemahan, dan kepercayaan adalah pisau yang siap menancap kapan saja. Namun, dunianya yang teratur runtuh ketika Hasya muncul, gadis dengan mata setenang badai yang menantang tembok es Saskara tanpa ragu.

Mereka bukan dua kutub yang saling melengkapi. Mereka adalah dua api dingin yang sama-sama kejam, terjebak dalam permainan berbahaya yang penuh manipulasi dan tipu daya. Dalam setiap pertemuan, kata-kata mereka menjadi senjata, dan tatapan mereka menjadi medan perang.

Di balik kekejaman mereka, ada luka yang saling mengenali, seperti cermin yang memantulkan bayangan terburuk. Tapi dalam dunia yang dipenuhi pengkhianatan, apakah mereka akan saling menghancurkan... atau membuktikan bahwa bahkan es paling tebal pun bisa mencair?

-

"Lo pikir bisa ngalahin gua?" tanya Hasya, tatapannya penuh tantangan.

Saskara hanya tersenyum dingin, "Bukan ngalahin. Cuma nunggu lo pecah."