Story cover for Pana by GalihHirpana
Pana
  • WpView
    Reads 9
  • WpVote
    Votes 1
  • WpPart
    Parts 2
  • WpView
    Reads 9
  • WpVote
    Votes 1
  • WpPart
    Parts 2
Ongoing, First published Dec 24, 2024
Pana adalah pribadi yang kompleks, berada di antara perasaan rapuh, keinginan untuk mencari jati diri, dan perjuangan melawan ekspektasi. Ia tampak bergulat dengan banyak pertanyaan eksistensial, juga pribadi yang Melankolis dan Reflektif, Romantis terhadap Seni dan Musik, Berjiwa Bebas tapi Kadang Terbelenggu, Humoris namun Sinis, Cenderung Individualis Penasaran tetapi Tertutup. 
Tetapi banyak gejolak emosi yang berubah ketika ia bertemu chia
All Rights Reserved
Sign up to add Pana to your library and receive updates
or
#239literasi
Content Guidelines
You may also like
You're Here, But Not For Me by MyMiela
8 parts Ongoing
Katanya, tatapan bisa bohong. Tapi kenapa setiap kali mataku dan matanya bertemu, jantungku selalu membocorkan semuanya? Aku yang diam-diam menyimpan perasaan, dan dia... entah menyembunyikannya, atau memang belum menyadarinya. Kadang aku berharap dia gak lihat. Tapi kadang juga kecewa waktu dia beneran gak lihat. Lucu ya? Dan aku? Aku tetap di sini. Setiap kali aku melihatnya, aku hanya bisa menatap dari kejauhan, menyembunyikan perasaan yang tak pernah terucap. Aku takut, jika aku mengungkapkannya, semuanya akan berubah. Jadi, aku memilih diam, menikmati setiap momen kecil yang bisa aku curi bersamanya. Aku sering bertanya-tanya, apakah dia pernah merasakan hal yang sama? Namun, aku terlalu takut untuk mencari tahu jawabannya. Karena jika ternyata tidak, aku harus siap menerima kenyataan yang menyakitkan. Aku tahu, ini bukan cinta yang sehat. Tapi bagaimana aku bisa berhenti mencintainya, jika setiap detik aku hanya memikirkannya? Aku mencoba untuk menjauh, untuk melupakan perasaan ini. Namun, semakin aku mencoba, semakin aku terjebak dalam perasaan yang sama. Seolah-olah hatiku menolak untuk melepaskan. Aku membayangkan bagaimana rasanya jika dia tahu perasaanku. Apakah dia akan menjauh, atau justru mendekat? Namun, semua itu hanya ada dalam pikiranku. Aku menulis tentangnya, tentang perasaanku yang tak pernah sampai. Menulis menjadi pelarianku, satu-satunya cara untuk menyalurkan perasaan ini. Karena aku tahu, aku tak akan pernah bisa mengatakannya langsung padanya. Aku hanya bisa diam dan menahan semuanya sendiri. Tapi mungkin, inilah caraku mencintai. Dalam diam, tanpa harapan, tapi penuh ketulusan. Aku tahu, mencintai dalam diam adalah pilihan yang menyakitkan. Tapi aku juga tahu, ini adalah satu-satunya cara agar aku tetap bisa berada di dekatnya. Meskipun hanya sebagai teman, aku sudah cukup bahagia. Karena setidaknya, aku masih bisa melihat senyumnya setiap hari.
NOESIS  by Reisen_San
10 parts Ongoing
Setiap pagi dimulai dengan nada yang sama. Nada yang tidak asing, tapi juga tak pernah benar-benar diingat. Seperti dengung lembut yang tumbuh dari dinding, atau bisikan yang terlalu sopan untuk membangunkan siapa pun. Anak-anak terbangun perlahan. Mereka tahu kapan harus duduk, kapan harus tersenyum, dan kapan harus mengatakan "terima kasih" pada sesuatu yang tidak pernah mereka lihat. Langit tak pernah berubah. Lantai tak pernah berdebu. Hari-hari disusun rapi seperti barisan seprai yang terlipat. Tidak ada yang jatuh. Tidak ada yang hilang. Kecuali... sesuatu yang tidak pernah disebut. Di antara semua yang seragam, ada satu yang tidak persis cocok. Seorang anak perempuan yang terlalu tenang, terlalu sering diam di tengah keramaian, dan matanya-selalu mencari sesuatu yang tidak terlihat orang lain. Serene. Ia menulis hal-hal kecil di balik kertas tugas. Hal-hal yang tidak pernah diajarkan, dan tidak boleh ditanyakan. Ia mencatat kapan musik terasa sedikit lebih sendu, kapan suara langkah di lorong tidak cocok dengan jumlah kaki. Orang bilang Serene hanya anak yang suka berpikir. Anak yang tidak pernah nakal, tidak pernah melawan. Tapi mereka tidak tahu... diam itu kadang bukan berarti lupa, melainkan mengingat terlalu banyak. Dan pagi-pagi di tempat ini, yang seharusnya hangat dan tenang, perlahan mulai terdengar berbeda- bukan karena ada suara baru, tapi karena seseorang mulai benar-benar mendengarkan. *Update setiap jumat * *Aku butuh sebuah 🌟 agar mereka yang tak terlihat tidak mendekat *
Lembayung Cinta di Langit Senja (Terbit Self Publishing) by ashen_vaillant
35 parts Ongoing
🌅 Siapakah sebenarnya Anieza di hidup Zayyid? Klik Follow dan beri ⭐️ untuk tahu kelanjutan kisahnya. Cerita ini bisa bikin kamu percaya lagi sama cinta. "Berapa kali hati harus ditolak, sebelum akhirnya menyerah untuk percaya pada cinta?" Zayyid punya jawabannya-tapi hidup ternyata belum selesai menulis kisahnya. ➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖ Zayyid, mahasiswa semester lima yang selalu ceria, diam-diam menyimpan luka dari cinta-cinta yang tak pernah berbalas. Setiap rasa yang ia berikan, selalu berujung pada penolakan. Di balik tawa dan kegemarannya membaca buku, ada hati yang mulai tak percaya lagi pada cinta. Namun segalanya mulai berubah ketika ia memutuskan untuk memperbaiki dirinya-bergabung dengan Senat Mahasiswa, dan hingga akhirnya terpilih mengikuti program PPL & KKN Internasional ke Kamboja. Di negeri orang, Zayyid menempa harapan dan jati diri. Tapi siapa sangka, di tengah langit senja yang menghangatkan Phnom Penh, ia bertemu Anieza-wanita muslimah berparas teduh dan kecerdasan memikat. Sebuah pertemuan tak sengaja di kafe langganan menjadi titik balik. Apakah Anieza hanya sekadar persinggahan? Ataukah ia jawaban atas doa-doa sunyi Zayyid selama ini? Cinta, luka, dan harapan bertaut di bawah langit senja. Apakah hati yang patah bisa tumbuh kembali? 📌 Hei kamu, iya kamu yang lagi baca~ Cerita ini 100% dari hati dan pikiran penulis, jadi jangan asal copas ya! Yuk, hargai karya orisinal ✨
You may also like
Slide 1 of 9
The Space Between Us cover
Sing & Dance cover
EVERLASTING LOVE (SUDAH TERBIT) cover
Jalan yang Bengkok  cover
You're Here, But Not For Me cover
NOESIS  cover
Sendirian di Antara Sunyi {TERBIT} cover
Lembayung Cinta di Langit Senja (Terbit Self Publishing) cover
Semesta Angkasa | Teenlit ✔ cover

The Space Between Us

14 parts Ongoing

Langit Jakarta sore itu selalu terasa sama bagi Deshita kelabu, pengap, dan menyesakkan. Setiap harinya adalah sebuah rutinitas yang menguras energi, sebuah perjuangan tak henti untuk sekadar bernapas di tengah tuntutan masalah yang tak ada habisnya, ekspektasi keluarga yang membebani, dan hiruk-pikuk kota yang tak pernah tidur. Dia merasa seperti sehelai daun kering yang terombang-ambing tanpa arah, lelah mencari tempat untuk berlabuh. Senyumnya semakin tipis, tawanya semakin jarang, dan yang tersisa hanyalah rasa frustasi yang mengendap di dasar hatinya. Ia merindukan ketenangan, merindukan rasa nyaman yang sudah lama hilang. Di tengah keputusasaan itu, takdir mempertemukannya dengan Seseorang yang menjadi penyelamat hidupnya di tegah keterpurukan. Perlahan, kehadirannya mulai mengubah warna dunia Deshita yang semula monoton. Dia tidak datang dengan solusi ajaib, melainkan dengan telinga yang mau mendengar, bahu yang siap menopang, dan tatapan mata yang penuh pengertian. Bersamanya, Deshita menemukan ruang untuk menjadi dirinya sendiri, tanpa beban dan tanpa topeng. Dia adalah tawa yang memecah kesunyiannya, pelukan yang mengusir dinginnya, dan bisikan lembut yang menenangkan badai dalam dadanya. Ia tak pernah tahu bahwa "rumah" itu bukan selalu tentang sebuah bangunan, melainkan tentang seseorang yang bisa membuatmu merasa utuh.