Ferrin Attar Thahar baru delapan bulan menjabat sebagai Walikota saat masalah besar yang datang dan membuatnya tak lagi merasakan kenyamanan duduk di kursi Walikota justru berasal dari rumah warisan milik Kakek buyutnya. Rumah itu bukan rumah biasa, ada banyak kenangan juga intrik yang tak putus mewarnai kehidupan dari generasi ke generasi. Tak seperti pilar-pilar depannya yang kokoh, persaudaraan antara anak cucu keluarga Noordin justru semakin rapuh. Terlebih sejak wacana menjadikan rumah itu sebagai bangunan cagar budaya mengusik ahli waris rumah itu. Disisi lain, Inara Attaya Noordin justru sudah lelah menghadapi kecurigaan sepupunya—yang juga Walikota—jika dia adalah motor penggerak dibalik aksi penolakan terhadap perubahan status rumah warisan yang dikuasai Ayahnya. Bertentangan dengan kebiasaan genetik keluarga, dua rival itu dipaksa untuk saling mempercayai satu sama lain demi menyelesaikan masalah di rumah warisan yang menyimpan semua kenangan mereka. ♥ ♥ ♥ ♥ ♥