Perjalanan hidup seorang gadis muda bernama Amara, yang sejak kecil diperlakukan tidak adil oleh orang-orang di sekitarnya. Kecantikannya, yang seharusnya menjadi anugerah, justru menjadi beban berat dalam hidupnya. Keluarganya melihat kecantikan Amara sebagai sarana untuk meraih keuntungan, tanpa memperhatikan perasaan dan haknya sebagai seorang individu. Keputusan orang tua Amara untuk menjualnya kepada seorang pria kaya, yang seharusnya bisa memberi kehidupan yang lebih baik, malah membawa Amara ke dalam penderitaan yang lebih dalam. Pria tersebut, meskipun memiliki kekayaan, tidak tahu bagaimana memperlakukan Amara dengan baik, menjadikannya hanya sebagai objek yang harus dipertahankan karena kecantikannya.
Prisha nyaris menghabiskan dua windu hidupnya untuk mencintai seorang saja pria. Terjabak friendzone sedari remaja, Prisha tidak pernah menyangka jika patah hatinya gara-gara Paradikta menikah dapat membuatnya hampir mati konyol. Dia baru saja bebas dari jerat derpresi saat melihat Paradikta justru kembali ke dalam hidupnya dengan aroma-aroma depresi yang sangat dia kenali.
"Kamu pikir, kematian bakal bawa kamu ke mana? Ketemu Saniya? Kamu yakin udah sesuci dia? Jangan ngimpi Radi!"
"Mimpi? Ngaca! Bukannya itu kamu? Menikahi saya itu mimpi kamu kan?"
Dan, Prisha tahu jika Paradikta yang dua windu lalu dia kenal saat ini sudah tidak lagi ada.