The Last Regret: In the Shadow of Her Absence

Pernikahan mereka dimulai dengan sebuah perjodohan yang didorong oleh kewajiban, bukan cinta. Dua individu yang asing satu sama lain, terikat dalam kontrak yang lebih kepada kepentingan bisnis daripada perasaan pribadi. Seiring berjalannya waktu, keduanya berusaha menjalani kehidupan bersama dengan jarak emosional yang tak bisa dihindari. Wanita itu, meskipun terikat dalam hubungan yang terasa hampa, berusaha untuk memberikan yang terbaik, meskipun di dalam hatinya ada rasa kesepian yang mendalam. Di sisi lain, pria itu, yang merasa terperangkap dalam peran yang diberikan, berjuang untuk mengabaikan perasaan yang mulai muncul, perasaan yang tak seharusnya ada dalam hubungan seperti ini.

Namun, sesuatu berubah. Cinta yang tak pernah mereka duga mulai tumbuh di antara kebisuan yang ada, meskipun mereka tak pernah benar-benar mengungkapkannya. Perasaan itu muncul begitu perlahan, seperti sebuah benih yang ditanam diam-diam, tanpa mereka sadari. Wanita itu mulai merasakan ketulusan yang tersembunyi di balik sikap dingin dan tak peduli pria itu, sementara pria itu mulai mengakui bahwa kehadirannya dalam hidup wanita itu lebih berarti dari yang dia bayangkan.

Hanya saja, perasaan itu datang terlambat. Ada begitu banyak kesalahan di masa lalu yang tak bisa diperbaiki, kata-kata yang tak pernah diucapkan, dan pengorbanan yang terlalu lama terpendam. Ketika mereka akhirnya siap untuk membuka hati, takdir memberikan ujian yang jauh lebih besar. Keputusan yang harus mereka ambil, sebuah pilihan yang tak dapat dihindari, mengubah segala sesuatu yang telah mereka bangun. Dalam keputusan itu, ada sebuah rasa penyesalan yang mendalam, sebuah perasaan yang tak pernah benar-benar pergi. Mereka kini terjebak dalam sebuah dilema yang menghantui setiap langkah mereka, merasa bahwa apa yang seharusnya menjadi awal yang baru, malah menjadi akhir yang tak terelakkan.