"From the very beginning, she knew happiness was never meant to be hers." Aileen Adeline tahu, dia punya setumpuk hutang budi yang harus siap ia bayar kapan saja. Di umurnya yang menginjak dua puluh tiga tahun, Lizia Anggraini Wiratama-pemilik panti tempatnya tumbuh-mulai menagih satu demi satu. Awalnya, ia hanya diminta untuk memastikan Aldafi-putra tunggal perempuan itu-makan tepat tiga kali sehari. Tidak buruk, pikir Aileen kala itu. Sayangnya, mengenal Aldafi sama saja dengan memasuki lembah suram tanpa jalan keluar. Semua berubah semakin runyam kala permintaan demi permintaan Lizia seolah sengaja menjadikannya samsak penengah dalam perang dingin antara ibu dan anak itu. Semuanya terasa semakin buruk kala Aileen sadar satu hal: dia... sepertinya jatuh cinta pada AldafiAll Rights Reserved
1 part