Ku Kira Keluargaku Cemara

siapa yang tak ingin mempunyai keluarga yang cemara? Kurasa semua orang menginginkannya. Mereka yang memilikinya adalah orang orang yang beruntung. Dan aku adalah salah satu dari sekian banyaknya orang yang beruntung memiliki keluarga cemara.
Kami saling mendukung satu sama lain, saling mengerti dan saling menyayangi. Sifat Ayah dan Kakak yang humoris menambah warna disetiap hari yang kami lewati. Ibu adalah orang yang lembut dan penyayang, setiap kata yang keluar dari bibir merah mudanya adalah obat ketenangan bagi kami. Sedangkan aku dan adikku suka menjahili mereka, memberikan kelengkapan dikeluarga kecil yang kami miliki.
Namun skenario yang begitu indah itu harus hancur lebur menjadi debu dan terbawa angin untuk dibawa pergi menjauh. Senyuman-senyuman hangat yang terukir mulai pudar seiring berjalannya waktu dan ikut terbawa angin bersama debu. Satu persatu raut ceria yang terlukis dalam wajah kami mulai hilang diganti dengan raut wajah datar disetiap harinya. Apa yang terjadi? Semuanya berawal ketika aku menginjak masa SMA dan disitulah badai datang.
Aku, Kaetha Kaliyana Dwipantara dan ini ceritaku.